8. R & S | Malam Pertama di Villa (21+)

974K 17.7K 960
                                    

Happy Reading

*****

Sella berbaring seraya menatap coklat almond yang berada di genggaman tangannya. Sella bingung dengan apa yang harus ia lakukan saat ini.

Mungkin kabur adalah cara terbaik untuknya. Sella akan mencairkan sedikit demi sedikit uang yang ada di kartu ATM-nya, dan mungkin akan cukup untuk dirinya menyewa kamar kecil.

Sella menyentuh payudaranya yang masih sedikit nyeri dan kewanitaannya yang terasa tidak nyaman.

Sella tidak kuat lagi jika harus mendapatkan perlakuan seperti itu dari kakaknya.

"Ya! Sella akan mencari tempat kost yang murah!" Sella menyemangati hatinya yang masih begitu labil. Dengan semangat dibukanya situs pencarian dalam internet.

Sella mencari-cari tempat kost yang murah dan nyaman. Namun yang Sella temukan adalah kost yang berada di kawasan yang sangat rawan dengan adanya kriminalitas dan prostitusi.
Sella menggigit bibir bawahnya, sangsi.

"Apa yang harus Sella lakukan?"

"Lakukan apa?"

Dua kata yang terdengar jauh dari kata lembut membuat lamunan Sella teralihkan.

Sella kembali bangun dan melihat kakaknya berdiri dengan kedua tangan terlipat di dada. Tubuh tingginya bersandar pada kusen.

Melihat hal itu, Sella buru-buru mencoba menghapus histori dalam pencariannya. Namun gerakannya kalah cepat dengan Romeo yang berhasil mengambil alih ponselnya.

"Kak, jangan!" Sella berusaha menggapainya kembali.

"Apa yang coba kamu sembunyikan, Sella?" Romeo menjauhkan ponsel milik Sella dari jangkauan tangannya.

"Nggak ada... Sella cuma... ehm..." Sella mencoba berpikir keras namun tidak menemukan jawaban yang tepat.

Sella semakin gelisah saat Romeo membuka ponselnya. Tangannya gemetar manakala Romeo perlahan mulai membuka salah satu aplikasi situs pencarian yang baru saja ia gunakan.

'Kak Romeo nggak boleh tahu!'-Sella mencoba berpikir dan terus berpikir bagaimana cara mengalihkan perhatian Romeo.

Bagaimana...?

Sella mengasah otaknya lebih keras hingga sebuah ide terlintas dalam kepalanya.

Ide yang sangat buruk. Tapi hanya inilah yang dapat mengalihkan perhatian Romeo.

Sella mengalungkan kedua tangannya ke leher Romeo, lalu diciuminya bibir pria itu.

Murni. sebuah ciuman tanpa nafsu.

"Sella mau dicium sama Kak Meo..." lirih Sella dengan wajah yang tiba-tiba merona dan memanas.

Sella sekilas melihat keterkejutan di mata Romeo. Namun sepersekian detik berikutnya, ekspresinya kembali berubah dengan cepat menjadi sebuah seringai.

"Kamu mulai berani menggodaku, Sella?" Romeo melempar ponselnya, diikuti dengan mendorong tubuh Sella hingga telentang di bawahnya.

"Se... Sella cuma mau dicium... bu... bukan yang lain..." Sella merintih saat Romeo menginginkan hal lebih kepadanya.

Sella gemetar merasakan tangan kasar Romeo mengusap pahanya. Tangan pria itu terus merayap naik hingga roknya tersingkap ke atas perutnya.

"Aahh... to..tolong... pelan-pelan kak.." Sella memejamkan kedua matanya dengan erat, menahan rangsangan bertubi-tubi di area kewanitaannya.

"Aahh kak.. ssshh... jangan masuk... jangan please.." Romeo membungkam rengekan Sella dengan mencium bibirnya. Menautkan bibirnya hingga benar-benar menyatu dengan bibir merekah milik Sella. Sementara tangannya masih sibuk mengaduk-aduk lubang sempit milik adiknya.

Romeo & Sella [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang