"Anjing!" Romeo meremas seprai tidurnya dengan kencang.Sella yang berada tepat di bawahnya menutup mulutnya karena reaksi Kakaknya yang lagi-lagi menakutkan. Umpatan itu terdengar kasar dan tidak asing lagi di telinga Sella.
Di sekolah, Sella sering mendengar umpatan seperti itu datang dari mulut para siswa laki-laki nakal.
Romeo menaikan resleting celananya. Merasa sakit di area pangkal pahanya ketika ia mencoba turun dari atas tempat tidur.
Begitu menyakitkan saat penisnya yang telah tegang dan siap meluncur ke sasaran tiba-tiba harus delay.
Romeo meraih pergelangan tangan Sella dan menariknya untuk segera turun dari atas tempat tidur.
"Lebih dekat." Perintah Romeo sembari membantu Sella memakai pakaian untuknya.
"Sella bisa pakai sendiri..." Sella mengernyit kecil saat Kakaknya membantu memakaikan bra kepadanya.
Sella malu diperlukan seperti itu. Sella seolah seperti boneka hidup yang kapan saja boleh disentuh atau diperlakukan apapun seperti keinginan si pemilik.
Lebih dari itu Sella malu karena selalu berada di posisi telanjang di hadapan Romeo. Sementara Kakaknya hanya melepas kaosnya dan menurunkan resleting celananya saat sedang bercinta. Sungguh tidak adil.
"Sella sudah besar. Sella bisa pakai pakaian sendiri."
Romeo mengangkat sebelah alisnya miring, dan akhirnya menuruti keinginan Sella.
Sella semakin dibuat gugup karena Romeo tidak ingin pergi atau menolehkan kepalanya sedikitpun darinya. Mata pria itu jatuh sepenuhnya ke tubuhnya yang bugil.
"Sudah!" Sella tersenyum lega setelah lima menit lebih cepat dapat memakai pakaiannya kembali.
Romeo mengamati penampilan Sella yang telah kembali rapi. Rona merah di pipi Sella telah kembali mewarnai wajahnya yang sebelumnya pucat karena ulah si brengsek Romli.
"Jangan katakan apapun pada Papa. Cukup diam dan duduk, mengerti?" Romeo melepas tali ikat di bagian payudara Sella, lalu kembali mengikatnya dengan ikatan yang sedikit lebih kuat.
"Aahh, sakit... Sella nggak bisa napas..." Sella menggigit jari tangannya karena rasa sesak itu kembali datang.
Romeo menundukkan kepalanya menatap wajah manis adiknya yang tingginya hanya sebatas dada.
"Aku tidak mau mereka melihat payudaramu yang indah, Sella." Ucap Romeo sambil memeluk tubuh Sella.
Romeo menatap begitu dalam wajah Sella. Ia mengusap pipinya dengan begitu pelan dan lembut. Romeo kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Sella sampai hidung mereka bersentuhan. Napas hangatnya menyapu permukaan wajah cantik adiknya yang kini semakin merah padam. "Aku tidak mau ada Romli lain yang ingin mencoba memperkosamu.""Sella nggak mau..." lirih Sella mengingat perbuatan bejat Romli kepadanya.
Romeo mengulum senyum tanpa berniat untuk menjauhkan diri ataupun melepas pelukannya yang intim. Lalu ditatapnya kembali wajah cantik Sella dengan lekat, sebelum akhirnya ia mencium kening Sella lembut. Cukup lama, sampai akhirnya Romeo menurunkan ciumannya ke pipi Sella, lalu diciumnya secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Sella [21+]
RomanceDEWASA, MATURE, 21 +, ROMANCE, FULL OF DARK, MAINSTREAM *** "Kak... udah.. sakit.." "Diam, Sella. Nanti papa tahu!" "Tapi sakit kak..." Kasih sayang seorang kakak (ROMEO ALDO S.) yang berusia 25 tahun terhadap adik angkatnya yang masih berada di ban...