Romeo berjalan pelan di tengah auranya yang mengancam. Dia menaikkan lengan bajunya hingga ke siku seolah siap untuk melakukan serangan yang mungkin akan berakibat fatal pada musuhnya.
Romli menelan ludahnya dengan sikap siaga. Kulit wajahnya yang telah diselimuti keriput mencoba mencari cara agar keluar dari masalah, "Romeo... percaya sama Om. Sella mencoba goda Om.. seperti selama ini dia godain kamu..."
BUG!
Romeo menendang lutut Romli hingga pria itu berlutut tepat di hadapannya.
Romli mengerang kesakitan dengan mata terbeliak, "ARGHHHH!""Berdiri." Romeo memberikan perintahnya kepada pria yang sepantasnya menjadi paman bagi Sella, tapi dengan bejatnya mencoba memperkosanya.
Bejat?
Romeo mungkin tidak pantas mengatakan hal itu. Dia juga sama bejatnya seperti Romli karena telah melecehkan Sella termasuk memperkosanya hingga Sella mengalami trauma. Sindrom Stockholm adalah bukti nyata itu.
Tapi Romeo tidak ingin ambil pusing. Baginya dia berhak melakukan apapun kepada Sella karena Sella adalah miliknya. Dia telah memberikan fasilitas dan semuanya kepada adik angkatnya tersebut. Bahkan hak warisnya harus dia bagi kepada Sella!
Sialan!"Romeo, pikirkan baik-baik... Om..." Romli berusaha berdiri dengan menahan rasa sakit pada lututnya. Dan lagi-lagi, pria itu masih saja berkilah sampai Romeo muak untuk mendengarnya.
"Tutup mulutmu, Bajingan Tua." Romeo mendesis seraya mendorong tubuh gempal Romli hingga membentur dinding.
Dengan satu tangannya yang terlatih, Romeo mencengkram leher Romli. Menekan urat nadinya hingga pria itu meronta-ronta.
"Le.. Lepas.." Romli mencoba menjangkau tubuh Romeo yang tak sanggup pria itu gapai.
Romeo tertawa melihat wajah pucat Romli, "Tidak bisa bernafas, hah?"
Wajah Romli perlahan mulai membiru. Urat pada keningnya tampak terlihat jelas begitupun dengan matanya yang melebar karena usahanya untuk melepaskan diri.Romli tidak bisa bernafas dan dia bisa mati jika Romeo tidak melepaskan cekikan mautnya pada saat itu juga.
"To... tolong..." Romli memohon dan kali ini arah tatapan matanya tertuju kepada Sella yang tampak menutup mulutnya karena aksi Kakaknya yang mengerikan.
"Kak Romeo, sudah..." Sella berkata lirih di antara rasa takutnya karena mencoba menginterupsi Romeo.
Romeo mengabaikan permintaan Sella dengan semakin kencang mencengkeram leher Romli.
"Kak Romeo, cukup!" Sella akhirnya menjerit setelah melihat wajah Romli yang tampak akan pingsan atau mungkin mati.
"CUKUP!" Jerit Sella sekali lagi dan kali ini terdengar lebih kencang dari sebelumnya.
Jeritan itu seketika membuat Romeo melepaskan cengkramannya.
Romli jatuh tersungkur di lantai. Terlihat bekas tangan pada leher Romli yang saat ini terbatuk-batuk.Romeo menoleh ke belakang.
Kali ini Sella menelan salivanya karena mendapatkan tatapan menakutkan dari kakaknya, "Kak Romeo..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo & Sella [21+]
RomanceDEWASA, MATURE, 21 +, ROMANCE, FULL OF DARK, MAINSTREAM *** "Kak... udah.. sakit.." "Diam, Sella. Nanti papa tahu!" "Tapi sakit kak..." Kasih sayang seorang kakak (ROMEO ALDO S.) yang berusia 25 tahun terhadap adik angkatnya yang masih berada di ban...