twintig

2.6K 477 35
                                    

Awalnya Mark heran dan terkejut saat melihat Airin yang datang ke apartementnya dengan langkah terseok dan luka di tangan dan kakinya.

❝A-aku kabur, Mark. I did it.❞

Matanya melotot saat kalimat itu keluar dari mulut Airin.

Mark menghembuskan nafasnya gusar dan mengusap wajahnya.

Dia sudah selesai dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Jaemin, apalagi Airin.

Dia tidak mau terlibat lagi. Karena nyawanya akan dipertaruhkan.

❝Stop, Airin. Don't move. Diam disitu.❞ titah Mark membuat tubuh Airin menegang.

Kenapa? Apa salahnya? Kenapa semua orang memperlakukannya seperti ini? Dia pikir Mark akan memeluknya dan mendekapnya erat setelah berhasil melangkahkan kaki, terbebas dari apartement terkutuk milik Jaemin.

Tapi apa yang ia dapatkan?

❝Mark?! Where are you gonna go?!❞ teriak Airin saat Mark masuk kembali ke dalam apartementnya dan hendak menutup pintu itu.

Airin berusaha menahan pintu dengan tubuhnya, sambil menangis deras.

❝No! Mark! You can't do this to me! Please, help me! Kamu tahu aku udah gak punya apa-apa lagi! You're my everything that i have, Mark! Jaemin gonna catch me for sure! He's looking for me!!❞

Airin kira semua ucapannya akan membuat Mark mengubah pikirannya dan membuka lebar-lebar pintu apartementnya.

Tapi ternyata dia salah.

Mark justru membanting pintunya.

❝Mark! I know you love me! And so do i! Kenapa kamu begini?!❞ teriaknya dari luar sambil memukul-mukul pintu apartement Mark.

❝See?❞ mata Airin membelalak saat mendengar suara yang ia kenal.

Airin dengan tubuh bergetarnya, memberanikan dirinya untuk menoleh ke belakang saat dia mendengar suara kekehan seorang pria.

❝He never love you, all this time. Bitch, what have you do? Wasting your time here? Or should i end you right now? Ah--i need to teach you another lesson again, sweetheart.

He's here. Fuck. Na Jaemin is here.


OBSESSION.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang