5 Februari 2018Kau mungkin akan kecewa kalau kau gagal, tapi akan lebih celaka lagi kalau sampai tidak mencobanya.
Hanya karena sesuatu tidak berjalan sesuai rencanamu, atau seseorang mengecewakanmu, semua itu tak mengubah siapa kau yang sebenarnya.
Cinta itu tak pernah meninggalkan, tapi kita yang tidak bisa menjaganya. Sebab itu, ia berusaha menggapai obsesinya, yaitu Airin.
❝Ra, kamu punya pulpen lebih nggak?❞ gadis itu menggaruk tengkuknya, kebingungan harus meminjam pulpen ke siapa.
Sahabatnya itu menggeleng, ❝Maaf ya, cuma satu, rin.❞
Airin mengangguk pelan meskipun sebenarnya kecewa. Setelah ini mata pelajaran dosen killernya, bagaimana dia akan mencatat nantinya kalau tidak punya alat tulis?
Salahnya sendiri juga karena lalai dan bangun kesiangan.
Jaemin yang melihat gerak-gerik Airin langsung pindah dari tempat duduknya dan duduk di belakang Airin.
Keberuntungan sedang berada di pihaknya.
❝Ini.❞
Airin menoleh ke belakangnya dan tersenyum menatap Jaemin. Ia ikut tersenyum meskipun sebenarnya ia mulai muak dengan senyum gadis itu.
Murahan sekali.
Namun Jaemin tetap menarik sudut bibirnya dan menyerahkan pulpennya.
Beruntung dia tidak pernah mendengarkan ucapan dosen, jadi tak perlu repot mencatat.
❝Thank you!❞ ucap gadis itu riang kemudian kembali menghadap ke depan.
Hati Jaemin meringan mendengar ucapan terima kasih dari Airin. Namun tetap saja, gadis itu ternyata tak memiliki niatan untuk mengenalnya atau sekedar mengetahui namanya.
Dia kecewa, terlebih setelah pulpen yang ia pinjamkan ternyata untuk Mark.
❝Eh! Ternyata aku punya pulpen, astaga!!❞ Airin terkekeh dan menepuk dahinya lalu menoleh pada Mark. ❝Nih, mau pinjem nggak? Kamu gak bawa kan?❞
Mark mengangguk dan mengambil pulpen yang Airin pinjam dari Jaemin.
Gadis brengsek.
Jaemin mendecak sebal dan bangkit pergi, ia keluar dari kelas. Masa bodo dengan Pak Baekhyun dan pulpennya.
Dalam diam, kau berusaha kupahami. Entah aku yang terlalu bodoh atau memang kau sudah tak punya hati. Tindakan serupa yang mengiris hati terulang tak cuma sekali.
Mungkin hal sepele, tapi bukan hal enteng baginya. Jangan sampai akalnya menguasai dirinya. Percayalah, kau maupun Airin tak akan sanggup melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION.
Short Story[ON HOLD] this is how obsession destroys love. 𝓳𝓲𝓶𝓭𝓸𝓸𝓷𝓰𝓲𝓮, 𝓮𝓼𝓽. '¹⁸