tweeëntwintig

3K 463 42
                                    

Entah sudah berapa kali gadis ini menghembuskan nafasnya secara terang-terangan di depan Jaemin, entah berapa. Mungkin sudah tidak terhingga jumlahnya. Ya lagipula tidak ada yang melarang gadis itu membuang nafasnya sebenarnya. Hanya saja, Jaemin sedikit terusik.

Apa Airin merasa terganggu dengannya selama ini?

Jaemin tidak bodoh. Kalau dia jadi Airin, dia juga pasti sudah mengumpati dirinya sendiri setiap hari, jam, bahkan tiap detik. Lagipula, siapa manusia yang tidak sakit hati kalau diperlakukan seperti binatang setiap dirinya disetubuhi?

Walaupun Airin bertingkah agak liar juga, sih. Gadis itu bahkan tak segan menancapkan jarum dan melukainya. Tapi tak apa. Keduanya sama-sama menyukainya. Bukankah Jaemin sudah katakan? Airin tidak akan pernah bisa lepas darinya. Jaemin itu bagai candu, dan Airin-lah sebabnya.

Jaemin baru sadar, pemandangan Airin yang sedang memunggunginya saat memasak ternyata tak kalah indah saat gadis itu berada di bawah kungkungannya.

❝Kau memasak?❞ tanya Jaemin.

Airin mengangguk. Jaemin sebenarnya tidak ingin banyak bertanya, tapi semenjak melihat gadis itu di kampus untuk pertama kalinya, rasa penasarannya akan Airin selalu bertambah.

Dia jatuh cinta? Kalimat yang terlintas di kepalanya membuat Jaemin mendecih sinis. Mana mungkin.

❝Singkirkan tanganmu.❞ ucap Airin saat tangan Jaemin menyusup masuk ke dalam kaosnya dan kedua lengan kekarnya itu melingkar di perutnya.

❝Menjauh.❞ peringatnya sambil mematikan kompor karena Jaemin tak kunjung menyingkir.

❝Kau tuli?❞ mau seketus apa ucapan Airin, tetap saja suaranya terdengar sangat lembut di telinga Jaemin.

❝Badanmu memangnya sudah tidak sakit? Kenapa memasak? Kita bisa delivery.❞ ucapan Jaemin membuat Airin mendengus kesal. ❝Jangan sok baik begini kalau nyatanya kemarin kau menyetubuhiku seperti binatang.❞

Namun kali ini, kalimat Airin benar-benar menyakiti perasaan Jaemin. Tapi, memangnya Jaemin punya perasaan?

Kali ini hatinya di ambang kebingungan. Jaemin buta arah. Seseorang tolong tuntun dia ke jalan yang sebenarnya dia inginkan. Apakah menyakiti Airin benar-benar kepuasannya? Atau sekedar pelampiasan karena dia tidak kunjung menemukan Hae? Entahlah.

OBSESSION.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang