0.04

4.5K 239 16
                                    

"Maunya apa sih? Udah putus masih deket-deket. Gak tau apa sini jadi baper lagi."

🥀 🥀 🥀

Di bawah pohon pojok belakang sekolah Arisen dan teman-temannya sedang bercanda dan ngobrol ringan seputar teman sekelasnya sampai adik kelasnya sekarang. Mereka berenam memang cowok yang paling dihapalin sama guru. Mulai dari mencontek, bikin ribut, suka minta jamkos sampai bolos pelajaran dengan izin ke kamar mandi.

"Sumpah deh gue sebel sama Monika. Di kelas ribet banget mana suaranya cempreng ngegas pula!" ucap Andrew si cowok berambut coklat susu dengan bakat godain cewek cantik di manapun itu.

"Wah bener lo, An. Gue juga eneg dengernya. Itu pacar si Robi kelas sebelah kan?" sahut Geri yang selalu memakai baju acak-acakan.

"Yoi, mana pacarnya dijadiin babu. Kalo gue yang jadi pacarnya mending putus dah!" kini giliran Rey yang menyahut.

"Weh, lo pada jangan kaya gitu dong. Cinta itu bikin kita buta." kata Arisen ringan, seolah paling mengerti arti cinta padahal hatinya sedang sakit saat ini.

"Buta apa bodo sih, Sen. Sok iya aja lo!" ejek Alfa dengan nada cuek.

"Haha bener-bener. Jangan-jangan si Arisen juga sampe buta nih cinta ma Nadya!" ledek Andrew mendukung Alfa.

"Sembarangan! Ya gak buta juga. Buktinya bisa liat yang lebih cantik gue mah!" elak Arisen tak terima lalu ikut tertawa.

"Jangan keras-keras, Sen. Diliatin noh!" kata Alfa melirik ke koridor dekat kantin.

"Nah loh, sukurin deh kalo Nadya denger hahaha" kini giliran Arsya yang menyahut.

"Nah kan dia kabur, Sen. Marah dia!"

"Hahaha" tawa mereka berlima bersahutan dan Geri yang terlihat paling bahagia saat tertawa.

"Sial lo pada! Males gue!" marah Arisen lalu pergi meninggalkan teman-temannya menuju kantin.

"Mau ngejar bininya itu mah!" teriak Geri yang masih didengar Arisen.

🥀 🥀 🥀

"Hai!" sapa Arisen lalu duduk di sebelah 'mantan' kekasihnya tanpa dosa. Sedangkan yang disapa hanya diam dengan tubuh menjadi kaku.

"Ngapain di sini sih, Sen! Meja lain ada kali." sewot Nayla yang malas melihat Arisen.

"Mau deket sama Nadya. Boleh gak, Nad?" tanya Arisen dengan menaik turunkan kedua alisnya.

"Enggak. Arisen pindah aja!"
Nadya dengan nada ringan.

"We.. Diusir masa! Gak mau ah di sini aja, udah pw juga." tolak Arisen lalu mencomot sosis goreng milik Nayla.

"Eh dasar, punya gue itu!" marah Nayla menabok tangan Arisen membuat saus diujung sosisnya mengenai wajah cowok itu.

"Ah. Biasa aja dong! Cuma satu juga!" dengan kesal Arisen membersihkan saus di wajahnya. Namun, tindakannya justru membuat wajahnya semakin kotor.

"Jijik, Sen. Sini deh!" gemas Nadya melihat Arisen penuh saus, terpaksa ia membantu membersihkannya kalo Arisen jelek dia juga yang malu.

Hey Mantan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang