0.11

2.3K 129 25
                                    

"Sayang itu gak harus pacaran kan?"

🥀🥀🥀

Pagi ini Nadya sangat sangat malas untuk berangkat sekolah. Entahlah, tapi ia merasa sangat mengantuk dan ingin tidur di kasur empuknya itu.

Setelah selesai sarapan Nadya memutuskan untuk bergegas menuju sekolah sebelum Arisen menjemputnya.

"Ma, Nadya berangkat dulu ya!" teriaknya sambil membenarkan tali sepatu sebelah kanannya.

"Heh, kamu mau ngapain jam segini?" tanya mamanya heran keluar dari dapur membawa bekal untuk Arsia.

"Mau sekolahlah ma, memang mau apa lagi?" kata Nadya masih dengan mengikat tali sepatunya yang sebelah kiri.

Rasti melirik jam dinding di atas almari, pukul 06.03. Masih sangat pagi untuk Nadya pergi sekolah. Biasanya anak itu akan pergi saat Arisen menjemputnya, pukul 06.20.

"Nad, jangan bohong sama mama. Ini masih terlalu pagi." ucap mamanya lalu mendekati Arsia yang masih sibuk dengan sarapannya.

"Ih siapa yang bohong sih ma, aku beneran mau sekolah masuk pagi aku."

Kini Nadya sudah siap. Cewek itu mengambil tas sekolahnya, kemudian ia gunakan secepat kilat.

Rasti masih bingung, ada apa dengan anak sulungnya? Kenapa jadi rajin begini?

"Ma?"

Rasti tersadar dari lamunannya, kini Nadya sedang menjulurkan tangan hendak pamit dan juga uang tentunya.

Rasti menyambut uluran tangan Nadya lalu memberikannya uang saku. "Ya udah ati-ati. Oh iya, susunya dihabiskan dulu."

Nadya mengangguk singkat, kemudian duduk dengan cantik meminum susunya.

🥀 🥀 🥀

Bel rumah Nadya berbunyi nyaring saat ia sedang meminum susunya. Diliriknya sang mama yang mengangguk menandakan ia yang akan membuka pintu sementara Nadya dan Arsia menghabiskan sarapan.

"Sebentar!" kata Rasti sambil merapikan sedikit penampilannya, takut jika tetangganya yang datang.

Clek

Pintu rumah terbuka menampilkan dua pemuda yang saling menarik tas entah untuk apa.

"Ehem.. Ada apa ya?" tegur Rasti mengetkan keduanya.

Cepat-cepat mereka saling melepaskan cekalan dan berdiri dengan tegap.

"Anu tante, itu saya temennya Nadya mau-"

Revan belum selesai mengucapkan kalimatnya, Arisen sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Alah." cibir Arisen malas. "Maaf tante Nadyanya udah berangkat belum?"

"Itu baru sarapan. Sebentar ya."

Rastipun memasuki rumahnya hendak memberitahukan kepada Nadya yang sedang asik mengobrol dengan Arsia.

"Nad, dicariin tuh. Cowok kamu yang Arisen kan, Nad? Kamu gak selingkuh kan?" kata sang mama sambil memicingkan mata menatap Nadya.

Hey Mantan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang