0.12

2K 113 10
                                    

"Sayang tapi cuma teman itu menyiksa."

🥀 🥀 🥀

Arisen duduk termenung di atas tempat tidurnya. Cowok itu sibuk menatap 2 cicak yang sedang bertemu di dekat jam dindingnya. Mereka tampak bahagia tanpa beban. Tak seperti dirinya jika bertemu dengan Nadya. Ada sesuatu yang membuat hatinya bimbang saat di dekat 'mantan' pacarnya itu.

Di satu sisi ia ingin sangat ingin Nadya menjadi kekasihnya, namun disisi lain ia tak ingin Nadya terlalu mencampur hidupnya. Ya, alasan Arisen memilih hubungan mereka berakhir karena Nadya terlalu bawel, ia tidak suka Nadya yang pencemburu dan over protectif kepadanya. Jujur saja ia juga sudah mulai bosan dengan hubungan yang adanya hanya ribut, ya walaupun Nadya tak pernah meminta putus malah ia yang selalu meminta.

Bagi Arisen, Nadya itu baik, Nadya itu segalanya, tapi ia tak suka jika Nadya terlalu mencampuri urusannya. Jika saja Nadya tak seribet itu mungkin dia akan bertahan sampai besok entah kapan.

"Sen, ada Deno di bawah!" teriak Wulan, mama Arisen.

Cowok itu segera beranjak dari kasur empuknya menuju lantai bawah. Dia heran ada apa lagi Deno datang tanpa memberi tahu terlebih dulu.

"Kenapa, Den?" tanya Arisen saat tiba di ruang tamu.

Deno yang sedang asik membalas chat dari pacarnya langsung mendongak.

"Cuma main." katanya santai lalu fokus kembali ke handphone miliknya.

Arisen hanya mendengus sebal. Deno datang membuat dirinya turun dari lantai 2, dan saat sudah sampai katanya cuma main. Ha cuma main? Menyebalkan sekali.

"Lo gak mau balikan sama Nadya, Sen?" tanya Deno menatap Arisen yang kini sedang asik bermain game.

Arisen mendongak sebentar lalu kembali fokus ke game nya. "Gak." jawabnya singkat.

Deno mendesah pelan. Sahabat kecilnya ini aneh. Dia bahkan melihat pancaran matanya yang menandakan ia masih sayang dengan Nadya. Sebenarnya ada apa dengan Arisen. Kenapa dia memutuskan Nadya begitu saja?

"Sen, Lo masih sayang gak sih sama Nadya?" tanya Deno penasaran. Sangat sangat penasaran.

"Dikit." kata Arisen tak mengalihkan pandangannya. Bukan karena mengabaikan, tapi ia tak mau Deno membaca raut wajahnya.

Deno itu teman Arisen sedari kecil. Rumah Deno tak jauh dari rumahnya, hanya berjarak 4 rumah. Dulu Deno dan Arisen satu sekolah saat TK dan SD. Setelah itu mereka beda sekolah. Namun, persahabatan mereka tak pernah putus. Hampir setiap hari Deno ataupun Arisen bermain bersama entah di rumah Arisen atau di rumah Deno. Maka dari itu Arisen sebisa mungkin menghindari kontak mata dengan Deno agar cowok itu tidak membaca isi hatinya.

"Cuma dikit? Lo gak kasihan gitu sama Nadya?" tanya Deno masih memastikan.

Jujur saja Deno merasa kaget saat 3 bulan yang lalu Nadya langsung mengirimnya pesan tentang kabar putusnya dia dan Arisen. Deno sampai gemas sendiri membaca chat cewek itu yang terlalu panjang. Ia merasa kasihan dengan Nadya. Akibat keegoisan Arisen cewek itu harus terluka.

"Ya mau gimana lagi. Udah keadaannya gini kok." jawab Arisen santai masih asik dengan game nya.

"Apa karena game itu lo putusin Nadya, Sen?" tanya Deno dalam hati.

🥀 🥀 🥀

Deno

Den
P
P
Den, bru sm Arisen gk?
15.15

Hey Mantan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang