"Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Apa yang terjadi sekarang mungkin tidak berarti apa-apa. Tapi pasti akan ada artinya besok entah kapan."
🥀🥀🥀
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi diiringi teriakkan para siswa yang terbebas dari penjara sementara. Semua penghuni sekolah satu persatu sudah mulai pulang. Namun, lain halnya dengan cowok berbaju acak-acakan dengan bed nama Revan Nandya A. yang saat ini sedang menjabat sebagai ketua OSIS di SMA
Harapan Nusa. Cowok itu masih duduk di depan kelasnya mengamati koridor kelas 11. Ia masih menunggu gadis tengil dengan gaya pecicilannya itu datang. Ya, cewek si pembuang sampah sembarangan bernama Nadya yang berhasil membuat emosinya mendadak naik.Sedangkan di kelas XI IPA 3 Nadya sibuk mondar-mandir di depan kelas seperti setlika panas. Ia masih menimbang-nimbang harus keluar atau tidak. Jujur saya dirinya malas membuang sampah diseluruh kelas 11 kan yang salah Nayla bukan dirinya.
"Kenapa sih Nad kaya setrika gitu?" tanya Nayla penasaran dengan sahabatnya yang mendadak aneh.
"Kenapa, kenapa! Ini semua gara-gara kamu tauk." jawab Nadya dengan mata melotot menyalahkan Nayla.
"Lah kok? Aku salah apa?" tanya Nayla polos tak merasa bersalah.
"Hhh, terserah deh males." ucap Nadya lalu berjalan menuju pintu kelas. Gadis itu hanya mengeluarkan kepalanya saja menengok ke kiri dan ke kanan memastikan si ketos sinting itu tidak ada di koridor.
"Mau pulang aja kayak maling, Nad!" ejek Nayla lalu berjalan melewati Nadya.
"Ku pulang dulu ya say! Babay!" pamit Nayla tanpa dosa meninggalkan Nadya sendiri di sana.
"Dasar anak kurang ajar, ini semua gara-gara dia gak mau tanggung jawab sama sampahnya." gumamnya laku kembali mengawasi keadaan sekitar. Dirasa aman, Nadya pun memberanikan diri keluar kelas dan berjalan pelan sepanjang koridor.
Di sepanjang ia berjalan Nadya masih sibuk clingak-clinguk memastikan si ketos itu tidak ada. Lalu dilihatnya ke depan, tinggal 10 meter lagi dia berhasil keluar dari sekolahan dan juga berhasil kabur dari ketos sinting itu.
"Hey! Lo mau kemana!!" teriakan itu membuat Nadya berhenti seketika.
"Mampus, ketauan gue!" ringisnya pelan.
Tak ingin buronannya kabur, Revan pun berlari menghampiri Nadya. Dan sialnya Nadya juga ikut berlari, sehingga jadilah aksi kejar-kejaran ala Tom and Jerry.
"Woy cewek tengil berhenti gak!"
Bukannya berhenti Nadya justru semakin memperlebar langkah kakinya agar bisa menjauh dari Revan. Namun, dasarnya dia cewek jadilah Revan berhasil menggenggam pergelangan tangan Nadya yang membuat gadis itu mau tidak mau harus berhenti.
"Lepas!" perintah gadis itu dengan menghentakkan tangannya kasar. Bukannya terlepas, justru cengkraman dipergelangan tangannya semakin erat.
"Gak akan sebelum lo mau buang sampah!"
"Gila ya lo! Kan udah aku, eh maksudnya kan udah gue bilang bukan gue yang buang sampah sembarangan!"
"Gue gak peduli, yang penting lo harus buang sampah yang ada di depan kelas 11 dulu baru boleh pulang!"
"Dasar ketos sinting! Dibilang bukan gue ngeyel!" ucap Nadya sambil menatap tajam Revan. Revan yang merasa dihina pun membalas tatapan tajam Nadya.
"Lo cewek tengil, suruh buang sampah aja gak mau!"
"Kan masih aja maksa. Dibilang bukan gue!" kekeh Nadya yang tidak mau membuang sampah. Ya siapa sih yang mau ngelakuin hukuman tapi bukan karena kesalahan kita? Jelas dong jawabannya big no.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Mantan (Selesai)
Teen FictionJudul awal : NadyArisen FOLLOW DULU SEBELUM BACA! PERINGATAN : ⚠ MEMBACA CERITA INI SEDIKIT MENGURAS EMOSI ENTAH KEPADA TOKOH CERITA ATAUPUN KEPADA PENULIS. 🚫 Jangan masuk kalau gak suka banyak typo. Hehe, soalnya pasti banyak typo bertebaran. Hati...