"Sekeras apapun batu bisa hancur karena air. Seperti juga aku, sekuat apapun aku bisa hancur karena kamu!"
🥀 🥀 🥀
Nadya dan Arisen telah tiba di depan rumah Nadya. Mereka terpaksa pulang dengan tangan kosong karena memang toko tas itu tutup selama seminggu. Nadya sendiri enggan membuka suara terlebih dahulu jika bukan Arisen yang bertanya atau mengajaknya berbicara. Cewek itu mungkin masih bingung dan merasa sedikit kecewa karena kenyataan yang ia ketahui hari ini.
Nadya turun dari boncengan motor Arisen dengan perlahan, kemudian melepas helm yang digunakannya dan mengembalikannya kepada Arisen.
"Tidur ya, Nad. Jangan lupa makan!" perintah Arisen sambil mengacak-ngacak rambut Nadya.
"Iya, kamu juga ya?" Jawab Nadya pelan sambil tersenyum kecil.
"Kalau gak lupa ya?" kata Arisen sambil tertawa, niatnya sih hanya menggoda cewek didepannya itu. Namun, sayang sekali, Nadya hanya merespon dengan senyum tipis.
"Ya udah aku pulang dulu ya?!"
"Iya, hati-hati."
Arisen pun menghidupkan motor kesayangannya itu bersiap melaju, namun sedetik kemudian ia mematikan motornya lagi membuat Nadya mengernyit bingung.
"Kenapa?" tanya Nadya.
"Em.. Aku, aku minta maaf ya, Nad?" kata Arisen sedih. Nadya yang mendengar kata maaf sudah berpikir yang tidak-tidak. Jangan-jangan Arisen benar punya yang lain? Atau Arisen tahu kalau dirinya menangis? Ataukah sebenarnya Arisen akan benar-benar pergi meninggalkannya?
"Untuk apa?" tanya Nadya dengan jantung yang berdetak cepat, takut jika apa yang ia pikirkan benar adanya.
"Karena hari ini aku ngajak kamu pergi tapi lihat, kita gak dapat apa-apa. Cuma dapat pegal dan capek aja."
Jawaban Arisen membuat Nadya bernafas sedikit lega, namun sedikit kecewa. Ternyata cowok itu hanya ingin meminta maaf soal seperti itu.
"Oh iya, gak apa-apa kok, Sen. Aku seneng juga kok." kata Nadya dengan senyum tulus. "karena hari ini juga aku bisa tau apa yang gak aku tahu Sen." lanjutnya dalam hati.
"Ya udah aku pulang ya. Jangan lupa makan, inget!"
"Iya, Sen."
"Daaaa!"
Arisen pun melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalan sekitar rumah Nadya. Dan Nadya sendiri masih memperhatikan Arisen sambil melambaikan tangannya hingga cowok itu hilang di ujung belokan.
Nadya berbalik, berjalan memasuki rumahnya dengan muka masam. Cewek itu masih saja memikirkan tentang Shela. Ada apa Arisen dengan Shela, mungkin kah? Ah tidak, Arisen masih dekat dengannya bukan?
Di lemparnya tas kecil itu ke atas tempat tidur. Tanpa mengganti bajunya, Nadya langsung tengkurap di atas kasur kesayangannya. Kedua tangannya menopang dagu dan matanya sibuk memandang ke luar jendela.
Drt.. Drrt
Getaran handphone terdengar, membuat Nadya yang sibuk berpikir terpaksa mengalihkan perhatiannya. Dengan berdecak ia meraih tas kecilnya mencari handphone miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Mantan (Selesai)
Teen FictionJudul awal : NadyArisen FOLLOW DULU SEBELUM BACA! PERINGATAN : ⚠ MEMBACA CERITA INI SEDIKIT MENGURAS EMOSI ENTAH KEPADA TOKOH CERITA ATAUPUN KEPADA PENULIS. 🚫 Jangan masuk kalau gak suka banyak typo. Hehe, soalnya pasti banyak typo bertebaran. Hati...