"Siapa bilang mantan gak pantas dikenang karena bukan pahlawan? Mantan dulu juga pernah berjuang buat dapetin kamu lho, sama kan kaya pahlawan sama-sama berjuang?"
🥀 🥀 🥀
Nadya sibuk melamun padahal baru juga 10 menit gadis itu mendudukan diri di kelas. Pagi ini dirinya sengaja kabur dari Arisen. Ia memilih berangkat lebih awal karena ia tidak ingin terlalu jauh untuk jatuh bersama Arisen. Dirinya sadar bahwa Arisen tidak ada niat serius, Arisen hanya menganggapnya teman tidak lebih.
Cewek itu mengalihkan pandangannya ke jendela sebelah kiri ruang kelasnya. Di luar sana terdapat taman dengan kolam berbentuk lingkaran tepat di tengah taman persegi itu. Dan di sekeliling taman ada 4 jalan membentuk tanda + yang bertemu di tengah kolam dan diberi atap dari bunga yang menjalar. Biasanya ia dan Arisen akan menghabiskan waktu di tepi kolam itu memandang ikan ataupun memberinya makan.
Hhhh
Helaan nafas kasar milik Nadya terdengar nyaring karena hanya dirinya di kelas ini. Ia akhirnya memilih beranjak menuju taman itu, ingin merasakan sensasi kenangan dulu. Ah kalau begini bagaimana mungkin ia bisa move on.
"Hey Cengil!" teriakan serak itu berhasil menghentikan langkah Nadya. Tanpa menolehpun dirinya tau siapa yang memanggilnya.
"Mau kemana?" tanya Revan setelah tiba di sebelah Nadya.
Nadya hanya mendengus malas dan melanjutkan langkahnya, namun malang nian nasib gadis itu karena baru tiga langkah kaki mungilnya itu berjalan tangannya telah mendapat cekalan lembut dari Revan.
"Sopan kalau diajak ngomong tuh. Masa iya ketos seganteng gue diabaikan!"
Nadya yang mulai kesal kepada laki-laki di belakangnya ini pun membalikkan badan. Gadis itu sudah bersiap memaki dengan menudingkan jari telunjuknya tepat di wajah Revan.
"Siapa yang lo bilang gak sopan? Gue? Lo pikir lo siapa?! Mentang-mentang ketos terus lo bisa gaya-gayaan gitu narsis bilang ganteng dan harus dihormati? Helloooo.... di sini gue juga bayar kali!"
Fix, kali ini Revan terpancing emosi dengan perkataan cewek di depannya. Bagaimana mungkin cewek ini tidak tertarik dengannya? Dia kan banyak yang menyukai? Lagi pula ia tak bermaksud mengatai Nadya. Niatnya hanya ingin dekat. Namun, dasarnya ia terlalu gugup yang akhirnya hanya keluar kata ejekan dengan nada yang tak mengenakan.
"Kenapa diem?" tanya Nadya galak sambil berkacak pinggang.
Revan yang gugup hanya mampu mengela nafas kasar, takut jika dirinya salah berbicara lagi.
"Dasar cewek adanya selalu benar, dan cowok selaku salah huh," batin Revan.
Karena tak mendapat jawaban, Nadya menghentakan tangannya kasar dan berhasil membuat cengkraman Revan terlepas.
"Ketos sinting!" katanya dengan nada sinis lalu memilih berlari menuju taman.
"Arrghh, gimana caranya deketin dia sih! Kenapa cuma ejekan yang keluar? Kemana gombalan gue yang biasanya?" makin Revan pada dirinya sendiri sambil mengacak-acak rambutnya frustrasi.
🥀 🥀 🥀
Arisen sibuk mengumpat di sepanjang jalan menuju sekolah. Bagaimana tidak? Nadya, gadis itu memilih menghindar darinya hari ini. Benarkah dirinya telah melukai hati Nadya kemarin? Perasaan dirinya tak mengejek atau berkata kasar lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Mantan (Selesai)
Teen FictionJudul awal : NadyArisen FOLLOW DULU SEBELUM BACA! PERINGATAN : ⚠ MEMBACA CERITA INI SEDIKIT MENGURAS EMOSI ENTAH KEPADA TOKOH CERITA ATAUPUN KEPADA PENULIS. 🚫 Jangan masuk kalau gak suka banyak typo. Hehe, soalnya pasti banyak typo bertebaran. Hati...