chungha masih tidak ingin percaya akan semua ini.
selama ini daniel lah yang menderita, mungkin sekarang chungha yang harus merasakannya. begitulah pikir chungha.
tentu ia tidak bisa berpikir jernih setelah semuanya.
'apa bisa?'
kini ia hanya terdiam di taman rumah sakit. air matanya sudah habis, bekas di matanya masih belum hilang, ikatan rambutnya sedikit berantakan.
masa bodoh orang yang melihatnya heran dengan penampilan seperti ini.
setidaknya ini masih lebih baik ketimbang tadi, atau kemarin.
"nih,"
"jangan ngelamun terus ya."
raganya melompat begitu saja melihat daniel duduk di sebelahnya sambil memberikan air mineral.
"sorry. semuanya udah cerita, barusan. dan lo harus minum dan tenangin pikiran kamu, everything will be okay.." ujar daniel. ,ya semuanya akan baik-baik saja ya..' chungha meraih botol itu dan meneguknya perlahan.
sorot mata daniel masih sayu, "kok udah disini aja kamu?" tanya chungha masih melihat ke arah air mancur taman yang mati, begitu juga daniel.
"karena aku nggak tahan di kamar. cukup membosankan. mendegar mereka mengoceh setelah sekian lama." jawab daniel.
keduanya terdiam lagi.
"daniel, selama ini aku minta maaf ya. aku sudah buat kamu menderita banyak. merasakan sakit sendirian. nggak jadi yang terbaik buat kamu. masih sangaaaaat banyak kekurangan, dan aku nggak bisa melengkapi kamu.. aku rasa kita emang nggak cocok dari awal."
daniel masih melihatnya, tangan daniel meraih rambut chungha yang keluar dari ikatannya. menaruhnya di belakang telinga chungha.
"maaf." ujar chungha lagi.
"berhenti minta maaf, chungha. kamu nggak salah apa-apa. dan aku merasa sempurna kalau sama kamu. aku hampa kalau nggak ada kamu. aku bukan seutuhnya menjadi aku kalau nggak ada kamu, chungha. and i know my destiny is to be with you."
daniel meraih kotak kecil di sakunya, yang sedari tadi tidak disadari oleh chungha.
"mau ya?"
chungha seketika lemas begitu saja. chungha mendorong daniel pelan, "apa-apaan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
aftertaste ➫ kang daniel ✓
Conto❝kamu lupa sama aku?❞ + contain 100-300 words per-chapter [short-story #32] 2017 © short story by doriyaki