#2 BERTEMU KEMBALI

514 40 4
                                    

"jika ingin pergi
setidaknya pamit terlebih dahulu agar tak ada pihak yang
tersakiti"

-Afchelin Alina Darlene-


"Huuffth" hembusan napas kasar Alika setelah ia menjatuhkan tubuhnya dikasur empuk miliknya.

Pasalnya Alika merasa cukup lelah selama di sekolah tadi. Satu persatu alat yang melekat diseragamnya dengan cepat ia lepas karena saat ini ia merasa sangat gerah, suhu dingin AC yang diberikan tidak mampu menghilangkan gerah yang ia rasakan. Alika pun memutuskan untuk mandi saja agar ia merasa lebih segar

***

Semilar angin berhembus menerpa wajah mulus Alina. Gadis tersebut terlihat tidak baik-baik saja sejak kepulangannya dari sekolah. Peristiwa yang terjadi beberapa jam lalu mampu memberikan dampak cukup besar untuknya.

"Emm.. Alina lo mau gak temenin gue ke perpus. Bentaran doang kok?" tanya varischa hati hati sebab kelihatannya Alina sangat fokus terhadap novelnya sampai sampai bel tanda istirahat kedua pun tak terdengar olehnya.

Alina mengamati varischa.
"lo bicara sama gue?" tanya Alina balik.

Varischa kesal. "Iya Alina gue bicara samo lo. Kalau bukan sama lo sama siapa lagi. "jawab varischa.

"Oh" jawabnya singkat. Ia pun kembali membaca novelnya.

Wajah varischa merah padam menahan emosinya terhadap Alina
"isshhh! Alina gue nanya sama lo! Seharusnya lo jawab pertanyaan gue bukannya mengacuhkan gue" kesal varischa. Ia membuang wajahnya.

"ck! Iya deh, lama lama lo bawel juga ya! Yuk" Alina terkekeh Kecil melihat tingkah varischa. Varisvha benar-benar teman yang aktif.

Setelah sampai, Varischa tersenyum melihat buku-buku yang begitu banyak di hadapannya. Varischa suka mengoleksi buku pinjaman dari perpus, tidak hanya novel, buku-buku lainnya seperti biologi, kimia juga ia pinjam dan baca dirumah.

"Var gue ketoilet bentar ya!" pamit Alina.

"Mau ngapain lo?" Varischa yang tengah memilah buku menoleh kearah Alina.

"biasa panggilan alam" jawab asal Alina.

Alina pun pergi meninggalkan Varischa, ia sudah tidak tahan untuk buang air kecil, ia pun berlari kecil menuju toilet khusus untuk wanita.

Tak lama kemudian Alina keluar dari salah satu kamar mandi, ia berhenti sebentar didepan kaca yang lumayan besar untuk merapikan kambali penampilannya.

Saat hendak keluar toilet tanpa sengaja Alina menabrak seseorang, Alhasil membuat Alina berada dalam setengah pelukan laki laki itu. Tangan laki laki itu ia lingkarkan dipinggang Alina agar bisa menahan tubuh Alina, dan tangan Alina sendiri memegang pergelangan tangan laki laki tersebut dengan wajah yang saling menatap.

Deg!!!

"Mata itu! Mata yang selalu menyipit disaat dia tersenyum. Mempunyai dua lubang kecil di sisi kanan dan kiri bibirnya ketika ia tersenyum dan tertawa. Aku benar-benar merindukan semuanya. Satu tahun lalu kamu pergi tinggalkan aku sendiri tanpa alasan yang kelas, dan sekarang kamu kembali dengan raga yang terlihat semakin sempurna. Aku tidak tahu apa masih ada ikatan di antara kita, lantas apakah aku masih bisa menyentuh ragamu meski hanya sebatas berpegangan tangan. Sudahlah... Aku tidak ingin menghabiskan pertemuan pertama kita dengan penyesalan-penyesalan yang selalu menghatuiku. Yang jelas saat ini aku ingin membawamu kesuatu tempat dimana hanya kita berdua yang ada di sana dan aku hanya ingin memelukmu tanpa jeda. Aku sungguh merindukanmu."

MY TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang