#17 SEPI

181 16 2
                                    

Tiga hari berlalu. Rumah keluarga Darlene itu terasa hampa dan tak berwarna. Sejak hari pertama Alika hilang, semuanya menjadi tak bersemangat. Sepertinya kehilangan Alika sangat berdampak dikeluarga tersebut.

Bukan hanya keluarganya, sahabat dan teman-temannya juga terlihat lesu. Dan yang paling terpukul ialah Alvaro, sampai sekarang dia belum bisa memaafkan kesalahan yang berawal dari dirinya dan berujung menjadi Malapetaka bagi Alika.

Pihak berwajib juga telah melakukan tugasnya, namun nihil Mereka tak menemukan tanda-tanda atau jejak yang ditinggalkan. Seperti ada yang menutup rapat rapat kasus kehilangan gadis tersebut.

Sebagai saudara kembar, Alina juga merasakan kesakitan yang dirasakan saudara nya itu. Pada umumnya anak kembar itu dapat memiliki ikatan batin yang sangat kuat, hal itu tak bisa dipungkiri oleh Alina.

Pagi ini ia akan berangkat sekolah seperti hari-hari sebelumnya, sebelum berangkat ia akan sarapan terlebih dahulu agar staminanya bertambah dan bisa belajar dengan fokus. Namun tiga hari belakangan ini ia terlihat tidak memiliki jiwa yang hidup. Bagaimana tidak, sebelah jiwanya hilang dan tak tau dimana.

"Selamat pagi ma pa" ia menuruni tangga dan melihat kedua orang tuanya yang sedang melakukan sarapan dan kemudian menyapanya.

"Selamat pagi" Jawab mereka bersamaan

Aliana duduk kemudian memulai sarapannya. Ia ingin menanyakan hal mengenai Alika namun ia harus membuang jauh-jauh pikirannya itu melihat Kedua orang tuanya yang tampak begitu lelah dengan kasus ini.
Papanya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan putri tersayannya itu, namun seakan akan ada yang telah memblokir jalan untuk menemui anaknya.

"Pa,ma bagaimana dengan Alika?" Akhirnya hasrat untuk bertanya sudah tak terbendung lagi dan pertanyaan itu seolah meluncur begitu saja dari mulut mungilnya.

Sontak keduanya mengadahkan kepala menatapnya dan didetik selanjutnya Mereka berpandangan satu sama lain.

"Sudah jam berapa ini! Seharusnya kau sudah berangkat Alina" Bukannya menjawab papanya malah menanyakan sekarang jam berapa. Alina tau papanya itu sedang mengalihkan topik pembicaraan.

"Papa Alina sedang bertanya!" ucapnya menghempaskan roti selai yang ada ditangannya kepiring

"Alina! Apakah selama sepuluh tahun bersekolah kau tidak diajarkan untuk sopan santun kepada orang tuamu!" hardik mamanya

"Aku berangkat! Assalamualaikum" Tanpa menyalami kedua orang tuanya Alina berlalu meninggalkan mereka.

Selama diperjalanan ia merutuki dirinya yang tak bejus menjadi seorang kakak bagi adiknya itu. Sekeras kepala apapun Alika jika sudah berhadapan dengan Alina maka gadis itu akan luluh dan mematuhinya. Namun kali ini Alika lolos dari perhatiannya dan terjadilah hal yang tak diinginkan oleh Alina.

***

Pagi ini Alika bangun lebih awal walau setelah bangun ia tak bisa melakukan apa-apa, alhasil dia hanya melamun dan memikirkan cara untuk tidak berlama lama diruangan ini.

Lalu seseorang mengetuk pintu ruangan itu dengan pelan. Kemudian masuklah seorang suster yang mengantarkan sarapan untuknya, dan itu selalu bubur dipagi hari selama ia pernah dirawat dirumah sakit.

Kemudian disusul oleh seorang dokter muda nan ganteng yang diketahui namanya itu adalah Gavin.
Ia kembali memeriksa Alika untuk mengetahui kondisi gadis tersebut dan alhamdulillah kondisinya sudah mulai ketahap membaik.

"Lo berhutang cerita sama gue" Ucap Alika

"Masih ingat Rupanya" Gavin mengambil posisi duduk disamping Alika dan mulai serius untuk meceritakan kejadian tragis itu.

"saya tidak ta-" belum sempat Bercerita Alika memotong ucapan dokter itu untuk berbicara tidak formal, karena mendengarnya Alika merasa mual sendiri.

"Baiklah, Aku tidak tau hal apa yang telah terjadi padamu. Yang aku tau pada malam itu kau berlarian tanpa memakai alas kaki kearah jalan raya. Posisi ku saat itu tengah bergembira karena mendapat telpon dari orang tuaku. Kemudian aku terfokus pada panggilan itu dan tak melihat jika kau tengah ingin menyebrangi jalan. dan naas kita berdua sama sama tidak sadar dan terjadilah insiden dimana aku yang tak sengaja menabrak mu"
Ucapnya panjang lebar, mendengar itu-------

***

Gatau kenapa lebih suka bikin part pendek-pendek aja sekarang.

Semoga kalian masih tetap stay dilapak saya:')

MY TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang