#10 FIRST DAY A SCHOOL

243 20 0
                                    

Pukul 06.40

"Alika! Bangun nak" Delisa menguncang guncang tubuh Alika. Alika yang merasa terganggu lantas membuka matanya melihat siapa yang telah mengganggunya.

"engghhh"

"Cepat siap siap! Temanmu sudah menunggumu dibawah" Delisa beranjak pergi. Sedangkan Alika membelalak mendengar ucapan mamanya! Siapa yang sudah menunggunya dijam sepagi ini menurutnya.

"Maafkan anak tante yang sudah membuatmu menunggu! Asal kamu tau! Ini adalah salah satu sifat buruk Alika saat dirumah!" Delisa tersenyum getir

Argi terkekeh! Rupanya seperti ini sang ketuanya saat dirumah
"iya tante tidak apa apa!"

"ayo ikut tante!" Delisa bangkit dari duduknya berniat mengajak Argi untuk sarapan

Argi tak langsung mengikuti Delisa
"kemana tante?"

"meja makan! Pasti kamu belum sarapan kan!" Ucap Delisa. Argi berkata namun hanya dalam hati
Pantas saja anaknya cerdas orang mamanya aja pintar nebak! Tapi sayangnya Alika terlalu tidak peka Terhadap perasaan gue. Argi menghelsa nafas kasar!

"tunggu apa lagi? Ayo!" Argi pun ikut bersama Delisa menuju ruang makan yang tak jauh.

"Pagi ma!" Alina datang dengan seragam lengkapnya! Kemudian ia duduk berhadapan dengan Argi. Namun, ia menyerngitkan dahinya menatap Argi.

"Oh! Nama gue Argi Anindhito teman main Alika juga teman satu sekolahnya!" Argi mengulurkan tangan kanannya kearah Alina lalu diterima dengan santai oleh Alina

"gue Afchelin Alina Darlene! Kembarannya Alika" ucapnya sambil menyudahi jabat tangan mereka berdua.

"Silahkan makan nak"

Argi mengangguk kikuk! Rasanya ia sangat canggung menghadapi situasi seperti ini. Kemudian Alika datang.

"pagi" sapanya sembari membenarkan letak dasinya.

"pagi" semuanya

"Ohh jadi lo yang datang pagi pagi kerumah buat jemput gue!" ucap alika menatap Argi

Argi mengangguk! Apa tadi? Pagi? Apakah tidak salah, atau Alika belum sepenuhnya sadar? Bahkan sekarang ini mereka hampir terlambat namun Alika bilang masih pagi! Hebat sekali dia!.

"yaudah ayo" Alika menarik tangan Argi tergesa gesa.

"Tunggu dulu!" Alika terhenti kemudian ia melihat kearah Argi
"lo belum sarapan"

Alika memutar bola matanya "Gampang! Gue bisa sarapan disekolah nanti"

***

Setelah sampai dengan keadaan selamat, Alika dan Argi mulai memasuki perkarangan sekolah elite tersebut!.

"muka lo kenapa? Oh! Jangan bilang... Anjing sakit Ar!" satu ketukan cukup keras mendarat mulus dikening Alika. Argilah yang menciptakan itu, jujur Argi tidak pernah merasa sekaku ini! Hal inilah yang Argi benci! Suasana baru!. Suasana baru membuatnya seakan tercekam, gerak lincahnya seolah terbatas saat menghadapi itu. Entahlah! Argi tak tau nasibnya seperti apa didalam kelas barunya nanti. Apakah ia akan mendapatkan suasana baru dengan baik atau sebaliknya.

Melihat itu, semua murid yang berpapasan dengan mereka membentuk tanda tanya besar dikepalanya! Siapakah lelaki yang bersama Alika itu?.

***

"Lah! Lo mau kemana Al?" Tanya Argi melihat Alika berbelok kesalah satu kelas.

"Kelas" Jawabnya

"Terus gue gimana? Gue belum tau seluk beluk sekolah ini. Dan sekarang gue gatau dimana letak ruang kepseknya" Argi mendengus, Mungkin untuk keruang Kepseknya saja membutuhkan peta kecil karena sekolah ini cukup berlika liku.

"jadi?"

"Ayolah! Temenin gue" Rengek Argi membentuk puppy eyes yang cukup membuat Alika menimbang nimbang kemauan Argi! Sampai akhirnya.

"Baiklah"

Sungguh dengan mendengar satu kata itu mampu membuat Argi seketika Berbinar senang!. Kemudian mereka berlalu untuk menuju ruang kepala sekolah tersebut.

***

Kembali seperti biasanya, gadis itu akan selalu siap untuk apa yang terjadi nantinya. Ia hanya bersikap apa adanya dan menganggap semua ini tidak ada apa apanya.

Jika masih pagi seperti ini, orang orang akan memutuskan pergi kekantin sekolah untuk sarapan! Namun tidak dengannya! Gadis berambut sepunggung itu lebih memilih untuk membuat otaknya berpikir mengenai alur cerita yang ada di novelnya. Ketertarikannya terhadap novel fiksi maupun nonfiksi seakan menyatu dengan lengket dihidupnya.

"Alina!" Seseorang tiba tiba dari arah belakang memanggilnya. Tunggu! Suara itu sangat Familiar baginya, Lantas Alina meninggalkan kegiatan membacanya dan menoleh kearah sumber suara tersebut.

Dengan cekatan, jantung yang tadinya normal berubah menjadi dua kali lipat berdetak dari biasanya melihat siapa laki laki yang memanggilnya.

Dengan langkah cepat lelaki itu mendekat kearah Alina! Dan itu semakin membuat Alina gelagatan.

Hingga kursi kayu itu sedikit bergerak mendapati seseorang yang mendudukinya. Dia Fredo lelaki yang satu tahun lalu meninggalkannya entah dengan alasan apa.

"Alina" lirihnya menatap Alina dengan harapan yang menggebu gebu. Alina tak langsung menoleh, ia masih menundukkan kepalanya tak berani menatap laki laki itu secara dekat dan selangsung ini.

"hei"

"eh-iya"

♠♠♠

To Be Continue!

Ewowww!!!
Baru kali ini aku bikin part yang hanya '680' Kata!. Sangat singkat bukan! Hehe

Maafkan akuuu

Ig @mnl.aprilia

Jangan lupa di follow ya

MY TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang