#27 KECEWA

151 14 0
                                    

Akhirnya bel istirahat telah berbunyi. Sebelum pak David menyudahi penjelasannya, semua murid tak lagi memperdulikannya. Mereka lebih memilih merapikan buku-buku dan bergegas untuk keluar. Pak David menghela napas. Ia sudah kenyang dengan sifat murid-murid di sini yang menulikan telinganya terhadap guru yang berbicara di depan ketika bel istirahat telah berbunyi.

Pak David menuju mejanya. "Silahkan istirahat," ucapnya sembari merapikan buku-bukunya dan setelah itu pergi.

Senyum mengembang disetiap wajah para murid. Sebagian murid telah keluar dan langsung menuju kantin sebagiannya lagi tetap melanjutkan pelajaran untuk beberapa menit.

Alika berdiri hendak keluar kelas. Namun, Argi tiba-tiba datang mengajaknya untuk kekantin bersama.

Setelah sampai dikantin mereka mencari tempat duduk dan memesan makanan.

"Nanti jenguk Alina yuk," Ujar Gita. Mereka berempat serentak menoleh padanya.

Zahra melemas, baru saja ia akan mengatakannya namun telah di dahului oleh Gita. "Padahal gue baru aja mau bilang."

Mata Argi berbinar penuh semangat. "Gue setuju! Pulang sekolah ini ya."

"Ngikut aja gue mah," Ucap Disa. Seperti biasa. Ia tak banyak mengeluarkan suara ketika sudah berhadapan dengan ponsel hitamnya itu.

"Boleh. Semoga saat kita datang dia udah sadar," Alika menghela napas. Wajahnya seketika murung mengucapkan kalimat tersebut.

Semuanya mengamati Alika diam-diam. "Separah itu Al?" Tanya Zahra hati-hati. Sampai saat ini Alika belum menceritakan apapun tentang keadaan Alina yang sebenarnya.

Alika mendongak. Kemudian ia tersenyum. "Mungkin emang belum waktunya dia sadar."

Zahra menghela napas. Mereka tidak lagi membicarakan masalah Alina. Makanan lebih menjadi prioritas saat ini.

Ditengah-tengah kegiatan makan mereka berlangsung. Mendadak kantin tersebut menjadi berisik dengan ucapan-ucapan memuja para murid terhadap dua orang yang baru saja memasuki wilayah kantin.
Mereka berdua berjalan mencari-cari dimana letak meja yang kosong. Akhirnya setelah beberapa detik mereka mendapatkan meja di sebelah meja Alika dan kawan-kawan.

Argi menyadari keributan itu. Ia menoleh kesamping dan mengamati laki-laki dan gadis tersebut. Beberapa detik ia menatap, laki-laki itu begitu cepat menyadarinya dan tatapan mereka beradu setelah beberapa detik laki-laki itu mengakhirinya.

"Mereka siapa?" Tanya Argi. Mereka menoleh kesamping dan mendapati David dan Clara yang sedang terlihat menunggu pesanan.

"Anak baru. Pindahan dari singapura" Ujar Gita. Ia kembali menyendokkan nasi goreng kemulutnya.

"Dikelas kalian?"

"Iya," Ucap Alika. Ia mengamati Argi. Selanjutnya ia kembali makan.

Argi tersenyum. "Cantik."

Alika mendongak. "Dua-duanya?"

"Iy– eh. Enggak lah yakali tu cowo juga cantik," Ucapnya.

Alika memutar bola matanya jengah.Kemudian kembali melanjutkan makannya.

Alika menatap satu persatu Sahabatnya dengan cepat. Sebuah ide terlintas manja dipikirannya.
"Gimana kalau kita tawarin Alvaro sama temen-temennya buat jenguk Alina bareng sama kita," Ucap Alika.

Mereka semua menatapnya. Argi terlihat tidak suka dengan penuturan Alika barusan.

"Kenapa harus ngajakin Alva?" Tanya Argi.

"Ya. Boleh-boleh aja sih," sahut Gita.
Zahra dan Disa mengangguk setuju.

Alika menatap Argi aneh. "Ya. Biar bisa bareng-bareng jenguk Alina nya."

MY TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang