#29 FAKTA MENYAKITKAN

176 15 0
                                    

Kalian mah ga seru! Minta 50 komen & vote aja susah. Tangan aku gatal pengen up cepet jadi, yaudah bodo amat lah.

Selamat membaca.

Mereka memasang telinga sebaik mungkin, mendengar semua ceritanya dengan seksama. Memicingkan mata ketika dia menyebutkan kalimat menyeramkan yang terjadi padanya. Hinga terus mengepalkan tangan dan merasa geram kepada si pelaku.

Amarah sangat tidak bisa dibendung lagi saat dia menyebutkan satu nama yang sangat amat ingin semua orang singkirkan. Ia tidak tahu hal apa yang bisa ia lakukan setelah selesai mendengar semuanya. Mungkin menemuinya dan menanyakan siapa laki-laki pengecut tersebut. Lihat saja.

Namun ketika Alina telah selesai menceritakannya. Semua orang yang berada disana sibuk terdiam dengan jumlah pertanyaan di kepala mereka masing-masing. Diantaranya, Apa motif dari laki-laki tersebut? Dan Apa hubungannya dengan Leon?

"Jangan-jangan–" Elbarack Kenzo. Dia merupakan manusia yang memiliki otak yang bekerja dengan cepat. Sebuah rangkaian kejadian demi kejadian ia hubungkan dengan peristiwa beberapa hari yang lalu. Jika Alika tidak memotong ucapannya maka semuanya sudah terungkap.

"Tunggu!" Sanggah Alika. Semua orang menatapnya dengan raut bingung. Ia menatap El dengan pancaran panik, hampir saja laki-laki itu memperjelas semua yang akan berakhir menyudutkannya.

El memicingkan matanya, menatap Alika dengan pandangan yang sulit di artikan. "Kita gak bisa ambil kesimpulan sembarangan. Jadi, untuk sekarang lebih baik simpan apa yang kalian sedang pikirkan." Ujar Alika sembari melirik El.

"Dasar cowo gak punya hati!" Cibir Zahra, ia sungguh merasa kesal dengan perbuatan si pecundang itu.

"Awas aja kalo ketemu, gue bakal potong otongnya! Biar tahu rasa. Berani banget gangguin kembarannya calon bos gue," Fajar juga ikut menggeram. Alvaro menendang kaki Fajar, ia sudah mengerti apa yang di ucapkannya. Fajar terkekeh.

"Gue bakal bikin dia ngerasain apa yang di rasain sama Alina!" Fredo mengepalkan tangannya, ia tidak terima begitu saja. Kekasihnya sungguh tidak bersalah, mereka harus mempertanggung jawabkan semua yang telah terjadi.

"Bener! Kita harus balas!" Sahut Gita.

"Gue bakal ajak dia main game, kalo dia kalah. Dia harus serahin nyawanya!" Timpal Disa.

"Huuuu... Ngajakin musuh main game. Gak ada cara lain," Sahut Fajar, ia memeletkan lidahnya menatap Disa.

"Jangan ngeremih gue lo! Lo bisa apa?" Jawab Disa.

"Tau tuh, lo denger hukumannya nyerahin nyawa." Geo menambahi, ia memukul bahu Fajar.

"Gak ada yang boleh dendam sama cowo itu apalagi berusaha buat nyari dia!" Jeda Alika. "Biar gue sendiri yang urus masalah ini! Termasuk lo!" Alika menunjuk Fredo.

"HAH!" Ucap Mereka serentak kecuali Alvaro, El, dan Alina.

"Maksud lo apa?" Tanya Fredo.

"Kurang jelas apa? Gue yang akan urus masalah ini sampai selesai dan kalian semua gak boleh ikut campur! Sedikitpun!" Alika melangkah ingin pergi dari sana.

"Alika!" Alina berusaha untuk bangun dan menghampiri Alika. "Aaww"

Jeritan Alina mampu mengalihkan pandangan mereka yang tadinya terpaku pada Alika. Alika berbalik badan, secepat mungkin ia melesat mendekati Alina. Ia tak mau hal buruk terjadi lagi pada kakaknya.

Alina meringis. Perlahan namun pasti, ia menggapai sepasang kakinya. Semua orang memperhatikan dengan perasaan cemas, lebih lagi Alika. Ia hanya bisa diam, sebentar lagi semua orang akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan ia adalah orang yang menjadi penghambat mereka untuk mengetahuinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang