#19 TAK TERDUGA

179 18 0
                                    

Cuaca hari ini lumayan terik. Sekarang pukul 15.55 namun, panasnya matahari seperti diatas kepala.

Berada disekolah selama 10 jam cukup membuat kepala siapapun terasa akan pecah. Setelah 10 menit yang lalu akhirnya Alika bisa keluar dari gedung sekolah itu. Teringat janji Alina tadi malam ingin memberinya makan gratis di cafe, Alika buru-buru menghubungi Alina memastikan apakah janji nya semalam memang betulan atau hanya omongannya saja.

Setelah mengirim pesan, Alika tersenyum melihat balasan dari Alina bahwa dia menepati janjinya dan sekarang sedang dalam perjalanan. Alika pun kembali mengirim pesan bahwa dia akan menunggu di cafe tersebut.

Setelah sampai di cafe, keadaan cafe cukup ramai, bisa dilihat separuh dari pengunjung cafe tersebut adalah murid-murid IHS. Dan sebagiannya lagi hanya pengunjung biasa yang datang kesini. Cafe ini memang lumayan populer di sekitarannya, selain makanan dan minumannya yang enak cafe ini juga sejuk dan kekinian.

Alika mengambil tempat di pojok kanan. Tak lama kemudian datang pelayan menawarkan makanan dan minuman yang bisa mereka sajikan. Alika mengatakan kepada pelayan itu bahwa dia akan pesan kalau kakaknya sudah datang. Sembari menunggu, Alika melihat-lihat pengunjung yang datang dan rata-rata semuanya anak remaja seusianya yang masih mengenakan seragam. Namun ada sesuatu yang membuatnya menyerngit, Alika melihat seorang pengunjung yang duduk dimeja pojok kiri sedang sendirian. Pengunjung itu terlihat tidak jauh lebih tua darinya, atau malah sebaya dengan Alika tapi pakaiannya sudah setelan jas hitam yang sangat rapi seperti pekerja kantoran saja. Alika hanya mengangkat bahunya acuh.

Melvin membuka ponselnya melihat sebuah foto lalu kemudian dia mencocokkannya dengan salah satu pengunjung cafe ini dan benar dugaannya bahwa orang itu adalah orang yang sama yang ada difoto. Seulas senyum terbit di bibir tipisnya.

Dan sialnya, Melvin sangat ingin buang air besar sekarang. Dan jika dia tahan akan menimbulkan hal yang bisa membuatnya malu. Jadi mau tak mau melvin menuju toilet dan segera menuntaskan masalahnya. Melvin sangat berharap saat dia kembali dari toilet orang itu masih ada disini.

Akhirnya setelah 10 menit menunggu, Alina datang. Dia langsung menuju ke tempat dimana Alika duduk.

"Lo mah kalau soal makan gratis paling cepet" Alika tersenyum, lalu dia memanggil pelayan dan mulai memesan makanan untuk mereka berdua.

"Siapa sih yang gamau gratisan" jawabnya

Lima menit kemudian pesanan mereka datang dan langsung disantap.

"Btw. Gue gabisa lama-lama nih. Gue udah janji pengen jalan sama fredo. Bentar lagi dia sampai" ucap Alina sambil menyudahi makanannya.

"Apaansih lo gak asik banget, baru juga datang udah mau pergi aja. Bayarin dulu nih baru lo boleh pergi" Alika berucap ketus, apa-apaan kembarannya itu sudah ada janji dengan dirinya ehh malah bikin janji lagi saman orang lain.

"Iya-iya lo tenang aja. Nih gue kasih duitnya, lo bayar sono. Gue mau nunggu fredo didepan dia gatau soalnya cafe ini"

"Tunggu dulu! Biarin gue bayar dulu pas gue acungin jempol lo boleh pergi kali aja uangnya gak cukup nanti bisa berabe gue"

"Emangnya lo sama sekali gak ada uang gitu?"

"Kalau ada lo uang gue jadi gak ada"

Sambil mengunyah Alika menuju kasir lalu membayar total makanan mereka. Setelah dijumlahkan makanan yang mereka pesan tidak mencapai sebanyak uang yang diberikan Alina. Alika mengacungkan jempolnya dan Alina beranjak pergi dari tempat itu.

Lega. Akhirnya melvin selesai dengan urusannya di toilet. Dia ingat bahwa dia sedang mengawasi seseorang disini, begitu dia melihat meja yang di duduki orang tersebut melvin tak melihatnya lagi disana. Bunyi lonceng di pintu masuk cafe itu berbunyi melvin segera melihat kesana, ya benar itu orangnya dan dia sudah ingin pergi.

Dengan sangat buru-buru melvin mengikuti orang itu dari belakang lalu kemudian dia menelpon seseorang dan memerintahkannya mempersiapkan sesuatu.

Posisi cafe ini lumayan jauh dari tepian jalan, sekitar 10 meter dari aspal. Alina menunggu fredo dibawah pohon lebat ditepi jalan tersebut dan kemudian seseorang datang secara tiba-tiba dari arah belakang mendekap mulut dan hidungnya menggunakan sapu tangan yang sepertinya sudah diberi sesuatu hingga Alina pingsan tak sadarkan diri.

***

Pukul 20.45. Alika bersiap-siap hendak menuju basecamp. Teman-temannya mengirim pesan padanya bahwa mereka ingin menginap di sana. Sudah lama juga Alika tidak menginap disana dia pun mengiyakan permintaan mereka.

"Pa kok Alina belum pulang ya?" Delisa mama Alika bertanya kepada Darlene. Alika baru saja turun dari atas dan mendengar pertanyaan mamanya.

"Mama tenang aja. Tadi Alina udah hubungi papa kalau dia nginap dirumah temannya"

Alika menyerngit. Bukan kah tadi siang Alina jalan sama Fredo. Kok sekarang jadi di rumah temannya.

"Benarkah. Anak itu bikin orang tua khawatir aja" Kemudian Delisa melihat Alika yang melintas dengan pakain yang sudah rapi.

"Eh-eh kamu mau kemana?"

"Alika mau keluar ma"

"Kamu ini baru juga sembuh udah mau keluyuran aja nanti kalau ada apa-apa gimana?"

"Alika udah sehat kok ma. Mama gak usah khawatir lagi. Lagian Alina perginya sama temen-temen. Banyak juga"

"Eh-eh tunggu dulu-"

"Oiya ma Alika juga nginap di basecamp"

Alina pun pergi meninggalkan mamanya yang meneriaki namanya.

"Kenapa pada nginap di luar semua sih" Delisan duduk disamping suaminya dengan suana hati yang kesal.

***

Setelah sampai di basecamp "SELAMAT MALAM SEMUANYA!" Alika berteriak menyapa mereka semua. Oh iya! Spectra dan Altrack sekarang sudah bergabung dan berubah menjadi S&A COMUNITY.

Semua menyambut Alika dengan senyuman. Buru-buru Argi mendekat "Hei! Udah gak sakit lagi?"

"Udah enggak kok" Alika tersenyum kemudian duduk. "KIKI SAMA RIO, SINI KALIAN BERDUA" kedunya langsung menghampiri Alika dan bertanya ada apa

"Nih buat beli makanan" Alika menyodorkan uang seratusan lima lembar kearah mereka. Lalu diambil dan kemudian mereka pergi kesupermarket terdekat.

Tbc

follow akun instagram @mytwin7276
@mnl.aprilia

MY TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang