Entah mengapa
Begitu banyak yang kaitkan hujan dengan kenangan
"Mengapa, hujan?"
Bahkan kutahu kau tak akan pernah menjawabku
Aku hanya terus bertanya pertanyaan yang sama
Lalu menutup mata
Menikmati aroma dan alunan nada
Gemericik air langit yang turun ke permukaan tanah
Sengaja atau tidak
Bayangan itu hadir tanpa berita
Saat aku dan kamu berada di bawah payung yang sama
Berbagi basah di lengan
Kanan milikku, dan kiri punyamu
"Kau kehujanan?" tanyamu
"Tidak," jawabku.
Maaf. Aku berbohong. Sekali saja
Kemudian ia memberikanku payungnya, utuh
Tanpa sadar, sudah sampai di depan pelataran masjid
"Kita sholat dulu. Kau kesana, ini tempat wudhu laki-laki,"
Aku menurut saja, tanpa basa-basi
Mungkin aku terlalu menikmati alunan waktu yang baru saja terjadi
Kini kupaham, mengapa hujan selalu dikaitkan dengan kenangan
Lembar peristiwa itu datang begitu saja pada saat yang sama
Saat hujan
Tapi bukan kah itu membahagiakan?
Atau bagi sebagian orang, hujan mengingatkan pada kenangan
Yang sangat ingin ia lupakan
Hujan hanya diam saja, tetap terima
Meskipun diserang buruk sangka maupun air mata
Hujan diam saja, tidak apa-apa
Karena ia hanya melakukan tugasnya, menyegarkan Bumi yang kehausan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait-Bait Prosa yang Diam-Diam Didendangkan Untukmu
PoetryIni adalah bait-bait prosa yang dituliskan dengan segenggam rindu dan sebaris doa, semoga kamu menemukannya. Karena ini semua kutulis tanpa seizinmu. Biar saja kau tak tahu, bahwa kau adalah tokoh dari setiap kata-kataku. #6 rank - Prosa