Jalan setapak itu
Kini gelap dan sepi
Telah kau lalui beberapa waktu yang lalu
Setahun, dua tahun
Bahkan sewindu?
Yang kulihat tetap sama
Ada jejakmu disana
Tak hilang, tak lekang
Tak terhapus
Meskipun di guyur air langit
Ratusan, bahkan ribuan kali
Atau jua beradu dengan udara, berkali-kali
Jejakmu masih disana, masih sama
Bagaimana bisa kau tinggalkan sesuatu begitu saja
Ah. Meskipun hanya jejak
Tapi kau tahu
Beberapa orang masih membacanya dengan baik
Termasuk: Aku.
Entah, jejakmu memang masih ada
Atau hanya dalam kalbu-ku saja
Bisakah kau bawa jejakmu itu
Hapus semua senyuman dan air mata
Yang berhasil kau lukiskan di kanvas-ku
Sengaja atau tidak sengaja
Semua jejakmu dapat menyakiti hati beberapa insan
Termasuk: Aku.
Semua jejakmu itu, terbaca: Kenangan.
Kumohon, ambil saja semua kenangan ini
Biarkan aku menghirup kebebasan dengan bebas
Tanpa bayangmu lagi

KAMU SEDANG MEMBACA
Bait-Bait Prosa yang Diam-Diam Didendangkan Untukmu
PoetryIni adalah bait-bait prosa yang dituliskan dengan segenggam rindu dan sebaris doa, semoga kamu menemukannya. Karena ini semua kutulis tanpa seizinmu. Biar saja kau tak tahu, bahwa kau adalah tokoh dari setiap kata-kataku. #6 rank - Prosa