Ketika langit mulai mengemasi warna birunya
Hendak kemana?
Ia pergi. Tanpa berpamit
Bukankah itu seperti biasanya?
Sore. Saat peluh mulai berbuah kesah dan keluh
Lidah dan bibir mulai kelu
Kaki-kaki terasa linu
Tangan-tangan kaku, beku
Belum lagi, rindu menjamu
Memuja-muja rasa kelabu
Sore. Saat burung-burung mulai berpulang
Terbang bersama kawanannya tanpa bertabrakan
Menepati janjinya tuk kembali
Kemana, dimana, tempat ia berpulang
Sore. Mengemasi warna langit menjadi jingga
Keemasan, dengan rindu yang diberi sedikit aroma
Laut atau pinus, atau aroma bunga-bunga
Sore. Waktu semua rasa berpulang pada tuannya
Semua rasa: benci, sedih, kecewa, atau
Jua apa yang kau sebut rindu
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait-Bait Prosa yang Diam-Diam Didendangkan Untukmu
PoetryIni adalah bait-bait prosa yang dituliskan dengan segenggam rindu dan sebaris doa, semoga kamu menemukannya. Karena ini semua kutulis tanpa seizinmu. Biar saja kau tak tahu, bahwa kau adalah tokoh dari setiap kata-kataku. #6 rank - Prosa