26. kenyataan

1.2K 46 0
                                    

                    Happy reading

"Baru beberapa minggu aja gue udah kangen eca" keluh juli sambil menelungkupkan kepalanya diatas meja kantin

Helaan nafas terdengar dari seorang cewe yang mata nya terlihat sayu. Dia memang orang terdekat dengan eca.
"firasat gue gak enak"ucap nela tiba tiba

Juli segera menegapkan badannya dan langsung mendekati nela dengan pandangan selidik. Jesi hanya diam tapi dia sudah memasang kuping nya sebelum nela bersuara

"gue ngerasa kecelakaan eca bukan murni kecelakaan biasa"

Semua mendadak bisu. Hening seketika melanda meja mereka. Tidak ada yang bersuara, masing masing memikirkan perkataan nela barusan yang menyangkut nyawa sahabatnya.

Perkataan nela mungkin ada benarnya juga, entah salah. Tapi kita harus waspada meskipun kita tidak memiliki bukti .

Duar

"ANJIR"
Pekikan seorang perempuan yang terlihat sedang menahan amarahnya dan tangannya yang siap siap mencakar siapa saja yang mengganggunya

Gelak tawa terdengar dari tiga orang cowo yang terlihat memegang perutnya yang kesakitan akibat terlalu berlebihan dalam tertawa.

Murid murid yang dikantin hanya bisa mengumpat dalam hati akibat kehebohan yang dibuat oleh seorang cowo

Jesi memandang sinis ke arah cowo cowo yang terlihat membenahkan bajunya yang berantakan. Meskipun acak acakan mereka tetap tampan dengan senyuman yang membuat hati perempuan meleleh;v

Berbeda dengan nela dia hanya diam memandang datar kearah mereka bertiga yang terlihat menggaruk kepalanya yang tak gatal. Nela kembali menelungkupkan kepalanya diatas meja kantin dengan lesu.

"bangke lo!gak ada kerjaan banget"sentak juli dengan muka yang memerah

"ko lo nyolot sih? Dasar bar bar"ucapan sinis reyhan membuat juli seketika meninggalkan kantin

"lah ko jadi garing gini sih? Gak sesuai sama ekspetasinya"sahut ikbal yang memandang nanar pada balonnya yng sudah pecah

"kayaknya kita salah kondisi deh"ucap juna kemudian duduk di sebelah nela yang tampak tidak terganggu oleh juna yang tiba tiba duduk di sebelahnya

"lo susul dulu noh si juli, lo ngatain dia seenak jidat. Dia cewe bro"lanjutnya

Tanpa aba aba kemudian reyhan menyusul juli keluar kantin dan mencarinya untuk meminta maaf

"eh eh maafin gue dong"ucap ikbal sambil memasang tampang memelasnya yang entah sejak kapan duduk di samping jesi yang tengah menatap sinis dirinya

"udah udah, kalian kenapa pada lemes gini, semalem habis ngapaij hayoh? "tanya juna sedikit ambigu. Nela dan jesi melotot kearah juna yang hanya memasang cengiran jailnya. Juna hanya ingin mencairkan suasana yang terkesan canggung

"gue khawatir sama eca"

ucapan singkat yang dituturkan jesi membuat ikbal dan juna saling berpandangan. Mereka terlihat seolah olah mengatakan

Apa raka belum tau?

"gue rasa raka harus tau tentang ini"ucap ikbal menyarankan. Karena bagaimanapun juga raka pernah menjadi bagian hidup eca walaupun sudah tidak ada ikatan lagi

"tentang apa"

Ucapan seseorang yang terdengar dingin membuat mereka saling berpandangan dan menunduk. Mereka memang salah telah menyembunyikan tentang  dibawanya eca keluar negeri untuk berobat

CaKa [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang