2

1K 107 1
                                    

"Tzuyuu!!!"

Lelaki itu pun datang menghampiri Tzuyu dan duduk di sebelahnya.

"Kau sedang makan apa?" tanya lelaki itu dengan senyuman yang tak pernah luntur.

"Kau.. bisa melihatnya sendiri" jawab Tzuyu singkat.

"Tzuyu, tataplah orang itu jika sedang berbicara" Jungyeon yang merasa Tzuyu tak acuh dengan lelaki itu pun merasa kesal.

"Ah.. sudahlah tidak apa-apa. Aku tau dia selalu malu jika berbicara dengan seorang lelaki" lelaki yang akrab dengan panggilan Lucas itu pun menjawab Jungyeon.

"Kalau kau sudah tau kenapa kau tidak berhenti menemui ataupun memanggilnya?" tanya Sana.

"Tidak, aku ingin merubahnya. Aku ingin membantunya agar dia tidak takut ataupun merasa malu jika berhadapan dengan seorang lelaki. Aku percaya suatu saat dia akan mulai terbiasa dan mulai mengobrol denganku hahaha" Lucas pun menjawab pertanyaan Sana dengan santai. Toh memang itu yang diharapkannya.

"Lihatlah niat baiknya untukmu tzu, dia ingin membantumu dan kau harus berusaha untuk berubah juga, percayalah pada kami, semua ini untuk kebaikanmu juga, Tzu" Nayeon memegang pundak Tzuyu dan mengusapnya pelan.

Jujur, sebenarnya Tzuyu sudah bosan mendengar ucapan teman-temannya yang ingin melihatnya berinteraksi dengan lawan jenis, ia sudah mencoba berulang kali tetapi tetap saja tidak bisa, ia tetap saja gugup entah mengapa. Yang ia percaya, suatu saat ia pasti berubah tapi biarlah waktu yang mengubahnya.

"Tzu, kau mau menemaniku saat pulang sekolah nanti? Temani aku membeli komik kesukaanku di toko buku, kau mau kan?" Lucas dengan wajah cerianya mencoba untuk mengubah Tzuyu sedikit demi sedikit.

"Coba terima lah Tzu, anggap saja ini langkah awalmu untuk berubah" ucap Jungyeon.

Tzuyu melihat kearah teman-temannya.

"Kau berkata ingin mencoba berubah kan Tzu? Ini adalah saatnya. Lihatlah keinginan keras Lucas untuk membantumu" kali ini Sana mencoba untuk meyakinkan Tzuyu.

"Hm.. Baiklah. Akan kutemani" Tzuyu mencoba melihat kearah Lucas walaupun sebentar.

"Yes! Nanti pulang sekolah kutunggu di depan gerbang ya Tzu!" Lucas pun tersenyum lebar dan menepuk pundak Tzuyu pelan sebelum meninggalkannya.

Tzuyu pun bernafas lega. "Astaga jantungku..." ucapnya sambil memegang dadanya dan merasakan detak jantungnya.

"Hahaha kau ini lucu sekali. Hanya berbicara sebentar wajahmu sudah memerah dan jantungmu berdetak kencang" ledek Sana.

"Semangat Tzu, kami berempat akan selalu mendukung dan membantumu" Momo memeluk Tzuyu sekilas sebelum menghabiskan makanannya kembali.

Setelah mengisi perut mereka yang kosong, mereka pun kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran yang tersisa. Di kelasnya, Lucas terlihat ingin cepat-cepat menyelesaikan pelajarannya dan segera keluar. Ia sangat senang karena Tzuyu akhirnya menerima tawarannya setelah beberapa kali ditolak. Ia sudah tidak sabar untuk menghabiskan waktu dengannya, namun berbeda dengan Tzuyu.

Tzuyu tidak bisa berkonsentrasi sama sekali saat pelajaran, pikirannya hanya tertuju pada bagaimana acaranya nanti dengan Lucas? Satu sisi ia merasa senang karena ada lelaki yang ingin membantunya berubah, tapi disatu sisi ia khawatir jika nanti malah mengacaukan atau bahkan mengecewakan Lucas karena dirinya yang terlalu gugup.

Momo yang melihat Tzuyu gelisah pun berusaha menenangkannya,

"Tzu, tenanglah semua akan berjalan lancar. Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak. Nikmati saja, aku percaya Lucas akan menenangkan dan membantumu. Dia lelaki yang baik dan juga ceria, aku yakin kau pasti akan baik-baik saja" Momo pun tersenyum.

"Kuharap begitu" Tzuyu pun membalas senyuman Momo.

Akhirnya, waktu pulang pun tiba.

Lucas sudah bersiap menunggu Tzuyu di depan gerbang sekolah sambil merapikan tampilannya. Namun Tzuyu masih saja duduk di bangku kelasnya.

"Kalian yakin aku akan baik-baik saja nanti?" tanya Tzuyu kepada teman-temannya.

"Kami yakin Tzu. Sudah pergilah, aku yakin Lucas sudah menunggumu di depan gerbang sekolah" kata Jungyeon.

Tzuyu menghela nafasnya kasar, "Baiklah, aku pergi duluan. Hati-hati di jalan jika nanti kalian pulang" ia tersenyum sebelum meninggalkan teman-temannya di dalam kelas.

"Apa menurutmu mereka cocok?" tanya Sana tiba-tiba.

"Siapa?"

"Tzuyu Lucas lah memang siapa lagi? Astaga Momo, kau ini tetap saja lemot"

"Oh hahaha, menurutku mereka lumayan cocok"

"Hm, menurutku juga. Mungkin mereka bisa saling melengkapi" sambung Nayeon.

Disisi lain Tzuyu berjalan dengan banyak pikiran yang berkecamuk di kepalanya hingga tak sadar ia sudah melewati gerbang sekolah.

"Yak! Tzuyu! Kau mau kemana Aku ada disini!" siapa lagi kalau bukan Lucas.

Tzuyu yang merasa kaget pun berjalan ke sumber suara dan tertawa kaku, "Hehe maaf aku sedang tidak konsentrasi"

"Tzu, sekali kali tataplah aku jika kau sedang berbicara padaku, oke?" ucap Lucas tersenyum sambil mengacak rambut Tzuyu pelan.

Lucas pun menaiki motornya dan menyuruh Tzuyu untuk naik keatas motornya. Mereka pun melesat pergi menuju toko buku. Dalam perjalanan tidak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Lucas fokus untuk menyetir dan Tzuyu yang sibuk menutupi wajah karena pipinya memerah.

















to be continued





huhu alhamdulillah masih bisa ngelanjutin sampe ke part 2:") jangan lupa buat baca terus readers! mwah.

Can We be More Than Just a Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang