10

633 90 9
                                    

"Terima kasih" ucap Tzuyu tiba-tiba.

"Untuk?"

"Sudah menghiburku"

"Terima kasih juga"

"Untuk?"

"Mau menemaniku berkeliling dan mendengarkan aku bernyanyi"

"Tidak masalah... Kook" Tzuyu mencoba untuk mulai terbiasa dengan Jungkook.

Senyum pun tak luput dari bibir Jungkook.

"Yasudah, ayo pergi dari sini, sekolah ini masih sekitar sepuluh hektar lagi kan? Hahaha" Jungkook mencoba untuk mencairkan suasana.

"Haha kau ini ada-ada saja"

"Tapi sebelum itu,"

Jungkook mengeluarlan headset berwarna putih dan memasangkannya di telinga Tzuyu.

"Supaya kau tidak mendengar kata-kata yang tidak ingin kau dengar" Jungkook tersenyum.

"Terima kasih"

Setelah keluar dari ruang musik, Tzuyu menutup kembali pintunya. Dan mereka kembali berjalan menyusuri setiap ruangan yang ada. Ketika keheningan sedang menyelimuti mereka berdua, tiba-tiba perut Tzuyu berbunyi dengan nyaringnya. Tzuyu pun merasa malu.

Astaga, kenapa harus disaat seperti ini huh, batinnya.

"Kenapa tidak bilang jika lapar, hm?" Jungkook menatap Tzuyu yang tengah memegangi perutnya sambil menahan tawanya.

"Ma-maaf"

"Ayo ke kantin"

"Tapi sebentar lagi belnya berbunyi" Eskpresi Tzuyu berubah menjadi anak kecil yang sedang lapar.

Bisakah dia mengontrol ekspresinya? Cih benar-benar menggemaskan. Tahan dirimu, Jeon Jungkook.

Jungkook mengalihkan pandangannya, "Tenang saja, kalau kena marah biar aku yang maju"

"Baiklah"

Mereka berdua pun berjalan menuju kantin dan ya, lagi-lagi mereka menjadi pusat perhatian. Siswa laki-laki yang pernah mencoba untuk mendekati Tzuyu pun merasa iri dengan Jungkook.

"Mau makan apa Tzu?"

"Hm.."

"Makanan yang paling enak di kantin apa?"

"Semuanya enak. Mie ayamnya enak, itu kesukaan Momo. Baksonya juga enak apalagi gorengannya. Nasi ayamnya juga sambalnya enak"

"Lalu.. Kau ingin makan apa nona Tzuyu?" Jungkook terkekeh pelan mendengar penjelasan Tzuyu yang mendetail.

"Mie ayam hehe"

"Baiklah. Kau tunggu disana, aku akan memesankannya untukmu"

"Eh.. Aku bisa memesan sendiri"

"Tidak apa-apa. Tadi aku sudah mengajakmu berkeliling, jadi anggap saja ini tanggung jawabku" Jungkook menepuk puncak kepala Tzuyu pelan.

Tzuyu pun hanya menurut. Ia berjalan menuju meja yang kosong sambil menundukkan kepalanya karena perlakuan Jungkook yang tidak biasa untuknya.

"Hey"

Baru saja Tzuyu melepas headsetnya dan duduk dengan tenang, tiba-tiba siswa laki yang memiliki nametag Kim Jongin duduk dihadapan Tzuyu.

"Hai?"

"Jadi ini sifatmu yang asli?"

"A-apa maksudmu?" Tzuyu bingung siapa lelaki ini dan apa maksudnya tiba-tiba berkata seperti itu.

"Jangan bodoh. Kau jual mahal dengan semua lelaki disini, tapi sekarang kau dengan mudah menerima siswa baru itu?" telunjuknya menunjuk kearah Jungkook yang sedang berbicara dengan penjual.

"A-aku tidak-"

"Ah sudahlah. Hentikan sikap sok polos dan manismu itu. Kau selalu menolak ajakanku dan ajakan lelaki lain,"

"Oh aku tau, karena dia artis kan? Maka dari itu kau menerima ajakannya? Ternyata kau wanita yang melihat dari tampang dan harta ya? Haha" Sambung Jongin dengan nada yang merendahkan.

Tzuyu menggelengkan kepalanya. Ia bukan wanita yang seperti itu. Memang waktu itu ia tidak menghiraukan semua siswa laki-laki yang berusaha untuk mendekatinya. Semua itu dia lakukan karena ia masih benar-benar malu dan takut untuk berinteraksi dengan lelaki. Berbeda dengan tekadnya yang sekarang.

"Aku ti-tidak seperti itu" jawab Tzuyu dengan suara pelan dan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Jangan munafik dan akui saja Tzu"

BRAKKK

Sebuah botol minuman diletakkan dengan kasar diatas meja.

"Permisi, kau menghalangi pandanganku"

"Cih!"

Jongin pun berdiri meninggalkan Tzuyu.

"Kau tidak apa-apa Tzu?"

"....."

"Maafkan aku, gara-gara aku kau mendengar banyak omongan negatif"

Buru-buru Tzuyu menghapus air matanya dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa. Ini salahku"

"Apanya yang salahmu"

"Sudahlah Kook, tidak usah di bahas. Ayo makan" ia pun tersenyum untuk menutupi sakit hatinya.

Jungkook menghela nafasnya.

Bel masuk pun berbunyi, untungnya mereka berdua sudah menghabiskan makanannya.

"Ini uang untuk mie ayam dan minumnya" Tzuyu mengeluarkan selembar uang.

"Tidak perlu Tzu. Aku sudah bilang ini tanggung jawabku kan?"

"Tapi Kook-"

"Kalau kau memaksa untuk mengganti uangku, pulang sekolah nanti kau akan pulang bersamaku, bagaimana?"

Tzuyu terkejut dengan ucapan Jungkook. Buru-buru ia memasukkan kembali uangnya.

"B-baiklah"

Daripada harus pulang dengannya lebih baik aku turuti saja.

"Ayo kembali"

"Ayo" jawab Tzuyu.

Dari kejauhan, Lucas menatap kedua orang itu sambil tersenyum.



To be continued.

Annyeong heuheu. Seperti biasa teman teman jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote atau comment. Yang silent reader awas aja .g

nanti aku bakal update lagi tapi tergantung mood dan ombaknya rame atau ngga yap😋

Can We be More Than Just a Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang