29

386 68 24
                                    

Happy reading!

"Kalau aku menyukaimu bagaimana, Tzu?" ucap Jungkook dalam satu hembusan nafas.

Waktu seakan berhenti untuk keduanya. Lelaki itu hanya diam menunggu respon apa yang akan didapatkan, sedangkan lawan bicaranya hanya mematung sembari mencerna setiap kata yang baru saja didengar. Bukan Jungkook yang terburu dalam mengungkapkan perasaan, tetapi kondisi lah yang memaksanya. 

Tangannya dingin, jantungnya sudah mulai bekerja dengan sangat cepat, semburat merah di pipinya sudah mulai terlihat jelas, tapi tetap saja pemilik tubuh itu enggan menerima perasaan yang ada di dalam hatinya. Ragu dengan apa yang dirasakannya dan membiarkan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya menari tanpa alasan.

"Tzu.. Kau masih disana?" tangan Jungkook melambai didepan wajah gadisnya.

"Eh, iya Kook.."

"Hahaha jangan gugup begitu Tzu, sudah cepat habiskan ice creamnya"

"Eh hehe iya ini aku makan"

"Bagaimana? Kau suka?"

"Ap-apanya?"

"Ice cremnya lah haha memang apalagi?"

"Oh. . Iya enak, punyamu bagaimana?"

Wajahnya ketika gugup menggemaskan sekali astaga, batin Jungkook.

"Lebih enak dari milikmu, mau coba?"

"T-tidak usah, terima kasih"

"Ada lagi yang kau inginkan? Cemilan mungkin?"

"Um, tidak ada"

Ice cream itu hanya akan menjadi saksi bisu sementara setelah Jungkook mengungkapkan perasaannya. Setelah menghilang ke dalam pencernaan, angin, bulan, dan taman itu yang menjadi penggantinya.

"Jadi?" 

"Jadi apanya Kook?"

"Bagaimana jika aku benar-benar menyukaimu?"

Sepertinya memang antara otak dan hati gadis itu dipasang secara terpisah. Jauh di dalam hatinya, dia tahu perasaan apa yang sedang dialaminya sekarang. Namun lagi-lagi, logika dalam otaknya berpikir bahwa perasaan itu hanya sebatas teman dan tidak akan pernah lebih.

"Aku.. Tidak tahu.." Tzuyu hanya menunduk, sesuatu menusuk dadanya, hatinya meronta dan memaksanya untuk menerima perasaan itu.

"Aku tahu kau akan berkata seperti itu"

"Maaf.."

"Kau tidak perlu meminta maaf, Tzu"

"Aku tidak mengerti.."

Jungkook menghela nafasnya pelan ketika melihat bahu gadis itu bergetar. Setidaknya ia sudah menduga jawaban yang akan Tzuyu berikan dan mempersiapkan mentalnya dengan matang. 

Cih. 

Lelaki itu juga tidak suka melihat seorang gadis menangis karena sedih, bohong besar jika ada orang yang berkata bahwa gadis menangis itu terlihat cantik. Karena baginya, seorang gadis itu cantik jika tersenyum manis, seperti senyum Tzuyu yang sudah menjadi candu untuknya.

"Yak, Tzu.. Jangan menangis. Kau membuat aku terlihat seperti lelaki jahat hahaha"

Lagi-lagi, ia mencoba menghibur dirinya sendiri dan mencairkan suasana dengan tawa yang dipaksakan. Tangan kirinya dengan lembut mengusap pundak Tzuyu agar merasa lebih tenang, sedangkan tangan kanannya menyentuh dagu Tzuyu dan mengadahkannya hingga pandangan mereka bertemu. Selanjutnya, tidak ada yang berbicara, mulut mereka terdiam, terisolasi dengan sendirinya. Hanya mata mereka yang saling berbicara, dan mencari jawaban atas keraguan yang ada di dalam hatinya.

Can We be More Than Just a Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang