17

571 60 4
                                    

Happy reading, mwah!

***

Jungkook POV

"Jin, aku tinggal menyapa Tzuyu dulu gapapa kan?"

"Kook, tidak lupa kan dengan misi kita? Kau boleh dekat dengannya tapi jangan lupa misinya, kutambahkan lagi, setelah semua selesai, kau harus keluar dari sekolah itu, itu perjanjiannya"

Seperti ada batu yang mengganjal di hatiku dan membuatku merasa sesak sesaat. Aku tidak lupa dengan semua misi dan perjanjian itu. Tapi kumohon, jangan ingatkan aku sekarang. Aku masih ingin menikmatinya, masih ingin melihatnya di setiap hariku, melihat senyumnya, melihat wajahnya saat malu, dan menghabiskan waktu bersamanya. Aku tidak ingin masa-masa seperti ini cepat berlalu. Masih terlalu awal untukku.

Aku masih berdiri di tempat yang sama sambil memandanginya dari jauh. Aku ingin mendekat dan menyapanya, lagi-lagi ucapan Jin terngiang di otakku. Bagaimana jika nanti aku tidak bisa menghindarinya? Bagaimana jika nanti aku tidak terbiasa tanpa kehadirannya? Gadis itu masih saja mengedarkan pandangannya ke seluruh cafe. Apakah dia sedang mencariku? Atau aku yang terlalu percaya diri? Hahaha.

Mungkin memang seharusnya aku mulai belajar untuk terbiasa tanpa melihat kehadirannya. Sebelum semua terlambat bukan?

Kuurungkan niatku untuk menghampirinya dan mengirim pesan singkat untuk Chanyeol hyung.

———
Chanyeol hyung

Hyung, maaf aku tidak bisa menemuimu sekarang. Managerku menyuruh untuk berkumpul.

———


Chanyeol hyung terlihat seperti menyampaikan sesuatu kepada keluarganya yang aku yakin itu adalah pesan dariku. Ayah dan bundanya terlihat seperti memaklumi, tapi apa arti dari raut wajah Tzuyu? Apakah dia kecewa? Tidak salah kan jika aku sedikit yakin dengan pikiranku setelah melihat hyung mengusap rambutnya?

"Ini akan menjadi berat untukku"

"Kau masih disini rupanya"

"Ya. Dan itu semua karena kau"

Aku pergi meninggalkan Jin yang kebingungan.

Aku ingin menghilangkan penatku.

Kemana saja.

Asal aku bisa melepaskan semua pikiran kacau ini.

"Kook, mau kemana?"

"Kemana saja asal tidak disini"

"Yak! Bersikaplah dewasa!"

"Perform kita sudah selesai kan?"

"Kau ini kenapa?"

"Aku sedang banyak pikiran, Min Yoongi"

Bisakah dia sedikit mengerti aku sedang banyak pikiran? Kenapa saat aku ingin merasa bebas dan lega selalu saja ada hambatan. Sebanyak itukah dosaku, Tuhan?

"Apa ini karena gadis itu?"

Tolong jangan.

"Kurasa aku benar karena kau hanya diam"

Can We be More Than Just a Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang