18

442 56 1
                                    

Saat memasuki kelas, Jungyeon, Nayeon, Sana dan Momo terkejut dengan wajah Tzuyu yang berantakan. Matanya merah dan sembab, hidungnya merah, dan nafasnya yang sesekali sesenggukan. Momo langsung memeluk Tzuyu dengan erat tanpa bertanya. Mereka bertiga tahu, Tzuyu bukan orang yang mudah menangis, tapi jika sekali Tzuyu menangis, pasti ada sesuatu hal yang sangat membuatnya terpukul.

"Menangislah Tzu, apapun itu masalahnya. Tidak apa-apa, kami bertiga ada disini"

Tanpa diperintah, air mata Tzuyu mengalir kembali dengan deras. Tidak mengeluarkan suara, hanya bahunya yang bergerak menandakan dia sedang menangis.

"Tzuyu kenapa?" Sana bertanya hanya dengan gerakan bibir.

Jungyeon mengendikkan bahunya dan Momo menggelengkan kepalanya. Tangan Momo bergerak untuk mengusap punggung Tzuyu agar memberikan ketenangan.

"Semuanya akan baik baik saja Tzu"

"Setelah ini jangan menangis lagi ya? Kami tidak tega melihatmu menangis Tzu" Nayeon menambahkan.

"Kalau kau merasa masalah itu berat, kau boleh membaginya pada kami. Kami akan selalu membantu" Jungyeon mengusap rambut Tzuyu.

"Kami sudah menganggapmu sebagai saudara" Sana ikut menambahkan.

Melihat Tzuyu yang sedang menangis, seluruh siswa mengarahkan pandangan kepadanya. Ada beberapa yang merasa kasihan dan menyesal karena ikut menyindirnya, ada yang tidak peduli, dan ada hanya bersikap biasa saja. Saat Tzuyu mulai merasa tenang, ia mengatur nafasnya dan menghapus air matanya.

"Sudah merasa lebih baik?" 

"Hm.. terima kasih" Tzuyu tersenyum kecil.

"Kalau ada hal yang mengganggu pikiranmu, kau bisa katakan Tzu. Tidak sekarang tidak apa-apa, kapanpun kau mau kita siap mendengarkan" Nayeon mencubit pipi Tzuyu.

"Kau jelek saat menangis, hahaha lebih kau tersenyum"

"Terima kasih, aku senang memiliki teman seperti kalian"

"Ini minum dulu" Jungyeon menyodorkan sebotol minuman untuk Tzuyu.

Bel sudah berbunyi namun bangku Jungkook masih kosong, entah kemana dia sekarang. Saat Momo bertanya pada Taehyung, dia hanya menggelengkan kepalanya. Sebenarnya Tzuyu sedikit memikirkan kemana lelaki itu, tapi dia berusaha untuk menutupinya, dia tidak ingin kebencian teman-temannya semakin besar kepadanya. Hingga bu Jinah memasuki kelas, Jungkook tetap belum hadir.

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi bu.."

"Sekarang ibu absen dulu ya, kalian siapkan buku pelajarannya"

"Baik bu" 

Semua siswa mengacungkan tangannya saat namanya terpanggil, namun tidak dengan Jungkook. berkali-kali bu Jinah memanggil namanya, tetap tidak ada balasan.

"Mungkin ada jadwal perform bu" kata salah satu siswa.

"Hm.. baiklah kita anggap Jungkook alpha karena tidak ada pemberitahuan"

Pelajaran berlangsung dengan sangat tenang hingga 10 menit terakhir, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dan masuk kedalam.

"Permisi bu, maaf saya terlambat, tadi ada sedikit masalah saat akan berangkat, ini suratnya" Jungkook melangkah untuk mendekat kearah bu Jinah untuk memberikan sebuah amplop berisikan surat izin.

Semua mata tertuju pada Jungkook, kecuali Tzuyu. Dia tidak ingin pikirannya menjadi kacau karena menatapnya, dia terus fokus pada buku yang sedang dibacanya sambil sesekali mencatat hal-hal penting di buku catatannya. Jungkook yang menyadari Tzuyu tidak melihatnya hanya menghela nafasnya kecewa. Dengan langkah pelan Jungkook berjalan menuju bangkunya dan menatap Tzuyu, sebagian siswa tahu kemana Jungkook memandang, Momo yang sadar lalu menyenggol Tzuyu pelan dan berbisik,

Can We be More Than Just a Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang