The First Blood Bag 2

7.4K 716 92
                                    


Chap 1-2

Hai! Dengan Gocing di sini.

Yep, wattpad Nisa saya bajak khusus chapter ini. ohohohoho 
Dan yep lagi. Jika saya ada di sini, maka brarti ada kabar baik dan buruk sekaligus untuk kalian.

Baiknya, MOD dipastikan akan update pada jadwal tertentu hingga beberapa chapter (sekitar 10-11 chapter)---sebab tenang, saya mengeditori Nisa secara langsung dari jadwal juga cerita. 

Buruknya, pada bulan Februari, akan dibuka PO MOD ;) Daaaan, yep, untuk sementara sedari Feb sampai dikirimnya buku, MOD tidak akan diupdate dulu. TAPI. Seluruh chapter sampai ending PASTI dipost di wattpad. Hanya saja versi tidak lengkapnya, ya. Ada beberapa bagian yang perlu penjelasan tambahan juga scene tambahan demi kepentingan cerita. Selengkapnya ada di bukunya, tentu. 

* Berapa harganya? Saya juga belum tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* Berapa harganya? 
Saya juga belum tahu. Tapi kemungkinan 100-150rb. 

* Berapa halaman? 
Ini juga belum tahu. Maklumlah, author kita ngetik aja typo, jadi mungkin typonya itu bisa nyentuh 200-300 halaman.

* Apa bedanya sama yang di wattpad? 
Yang pasti dari detail cerita, pengisian plothole, berkurangnya typo, dan juga gambar-gambar pemanis TIAP chapter sekitar 5 gambar+gambar full, dan gambar lainnya. wakakkakaak

* Kok buka PO molo sich. Uh sebal author SN selalu jualan! Ini pasti gegara Gocing! 
Memang benar, saya yg ngajak soalnya. MWAHAHHAA Kesel yaa? Ga sukaa yaaa? Cup, cup, cup. Dikasih gratisan di wattpad kok santai aja. Tapi bagi yang beli tentu dapat bonusan cerita banyak ;)

Dah ah, banyak bacot di tempat Cebong ga bagus buat kesehatan. Dah ya, saya caw dulu. Adios! 

.

.

.

.

.

Cookies besar yang gosong dengan taburan banyak butiran coklat mengundang selera. Himawari tahu kuenya tidaklah sempurna. Namun, penghargaan ketika sang ibu menerima kue itu sangatlah membuatnya bangga. Dia begitu tidak sabar dan memaksa sang ibu untuk langsung mencicipinya.

Tapi, senyum sang ibu perlahan menghilang. Wajah ibunya berangsur-angsur berubah merah, napasnya menjadi tidak teratur dan tubuhnya mulai kejang. Himawari mundur ketakutan ketika ibunya membuka laci dengan tubuh bergetar hebat.

"Mama ...."

Tenggorokan Hinata terbakar. Dadanya sesak karena kurang pasokan udara. Hinata tahu apa yang terjadi pada tubuhnya. Pasti kue yang ia makan telah memicu anafilaksis pada dirinya, Hinata memang memiliki alergi parah dengan kacang. Karena itu, keluarganya selalu melarang kacang-kacangan berada dalam menu makanannya. Terlalu lama dalam lindungan telah membuatnya terlena, dia secara tergesa-gesa memakan kue pertama yang dibuat putrinya. "Thi-thidak apha-apha, Hhima." Hinata mencoba menengangkan putrinya yang mulai menangis sesegukan.

My Only DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang