Adalah sebuah perdebatan di dalam ruang theater yang sudah kosong dari beberapa jam yang lalu. Menyisakan semua senior disana.
Berdebat perihal menentukan siapa saja yang lolos untuk project theater selanjutnya. Terlebih yang menjadi perdebatan mereka sekarang adalah si gadis Choi.
Kim Taehyung menggeleng dengan menyatukan alis, mengerut dahinya, sembari tangannya dilipat di dada "Aku tetap tidak untuk gadis itu
Ditanggapi dengan sebuah anggukan tanda setuju oleh para juri, "Aku setuju denganmu, Tae! Akting yang paling mudah saja, ia tidak bisa. Jatuh cinta, bung! Ini jatuh cinta, hal yang secara natural bisa kita alami pada usia seperti ini!"
Kemudian si Park menoleh pada salah satu juri yang berkata barusan, "Wah, tidak bisa begitu sunbaenim. Ada lho, kemungkinan belum merasakan jatuh cinta karena hatinya terlalu kebas atau luka. Ya! Luka! Mungkin saja kan? Siapa yang tau sih perihal perasaan, kadang diri kita sendiri saja tidak mengerti, apalagi orang lain."
"Jadi kau ini memilih ya atau tidak untuk gadis itu?" Tanya Taehyung, yang dijawab dengan sebuah anggukan, "aku setuju kalau dia masuk di project selanjutnya!" Ucap Park Jimin dengan begitu yakin.
Dan disana, Myoui Mina—gadis berdarah Jepang yang merupakan kekasih dari Park Jimin, ikut mengangguk pasti, sebelum berkata—,
"Pokoknya, aku juga menginginkan Tzuyu masuk dalam project kita kali ini. Aku bahkan sudah jelas terbayang bagaimana gadis itu nanti ada di atas panggung bersama kita semua!"
—dengan gigihnya, mencoba meyakinkan si ketua theater, Kim Taehyung.
Taehyung mendecak, sebal diikuti dengusan kesal, "Kau menjawab begitu karena pacarmu mendukung gadis itu mati-matian, Jim? Tidak menyangka pikiranmu cetek begitu"
Jimin mutlak menolak pernyataan si Kim dengan gamblang, "Serius, kalian, terutama kau Kim! Lihat tidak sih bagaimana hanya dalam satu tarian, dia bisa menunjukkan apa kita ingin lihat saat dia berakting? Raut wajahnya, gerakannya seperti bernyawa membuatku merinding bukan main. Gila! Bahkan aku membutuhkan waktu lama agar bisa menampilkan tarian yang selihai itu, man! Kau pasti tau hal itu, Kim! Jangan menyangkal!"
Kemudian salah satu anggotan lainnya mengangguk, gadis yang memiliki julukan gadis kelinci itu mengangguk pasti, "Kalian lupa kalau Jimin itu penari handal? Dia pasti jelas tau dan lebih paham perihal tarian dibanding kita. Aku setuju dia masuk!"
"Aku juga penari Nayeon-ssi! Kau lupa? Pokoknya, aku tetap menolak. Bagaimana sunbae yang lain sebagai juri?"
Dan mereka menggeleng secara serempak. Si pemuda Kim merasa pongah karena usulannya sejalan dengan para sunbae yang merangkap juri tersebut.
"Nanti dulu—," jeda Jihyo sebentar, "boleh aku berpendapat? Semacam memberi win win solution agar semua keputusan bisa dihargai disini? Aku tau kita semua ingin yang terbaik. Maka, kita cari jalan keluarnya."
"Tentu, manis!" Ucap salah seorang senior lelaki yang sepanjang audisi terus-menerus menggoda si gadis Choi.
Matanya memutar malas, jengah juga bosan sekali terkadang dengan mulut manis para lelaki di klub itu, tapi mau apalagi, mereka terlampau membuat gadis itu nyaman berada disana, "Begini—, bagaimana kalau kita beri dia kesempatan untuk project ini, jika memang skill-nya meningkat, dia bisa ikut untuk project selanjutnya, namun jika tidak sama sekali, maka dipersilahkan dia untuk mundur dari project selanjutnya. How?"
Belum ada yang menyahut, sampai pekikan si gadis Jepang lainnya—Minatozaki Sana, terdengar nyaring berkata setuju akan usulan Jihyo.
Kemudian secara bersamaan anggukan dari semua senior, terkecuali Kim Taehyung, menjadi jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGARPLUM |TAETZU|
FanfictionTzuyu tidak pernah mengira kalau hidupnya akan benar-benar berubah setelah memasuki sebuah klub theater. Dirinya berharga, hidupnya dan semua yang ia punya itu berharga. Setidaknya, itu yang mereka semua bilang ketika ia di sana. Sampai akhirnya ia...