5. Sebuah janji

1.4K 263 23
                                    

Menjelang akhir pekan adalah hal yang paling-paling ditunggu oleh para hoobae maupun sunbae dalam klub theater, terutama si pemuda Kim. Dia tentu begitu senang menyambut akhir pekan, dimana akan dilaksanakannya sebuah gathering bagi anggota baru dari klub theater. Bukan hanya menyambut, tapi disana juga akan jadi perkenalan secara resmi kalau klub theater untuk periode baru selama dua tahun kedepan akan dipegang olehnya. Memang sudah satu semester berjalan sih, ia menjadi ketua theater. Namun saat penerimaan mahasiswa baru, mereka tidak mengadakan open house karena sedang dalam project.

Maka, satu cengiran kotak khas si pemuda Kim terulas ketika baru saja memasuki ruang kreasi theater.

"Wah, ada apa gerangan? Kim Taehyung begitu ceria ketika memasuki ruang kreasi?"

Sapaan pertama datang dari Park Jimin yang sedang berkutat dengan laptop ditemani si kekasih.

Dan satu dengusan kesal terdengar, "Kau! Kenapa sih, selalu saja merusak suasana bahagiaku?"

Kemudian Park Jimin meremat kaus di bagian dadanya, seolah merasa sakit, "Ouch! Jangan begitu, Kim! Aku sakit hati lho."

"Tidak peduli!" jawabnya dibarengi dengan menjulurnya lidah si pemuda Kim seakan mengejek.

"Bagaimana urusan gathering, Mina-ya? Kau bertugas bagian konsumsi makanan, betul?"

"Eum," jawab Mina sembari mengangguk, "sedang mendata makanan yang harus diseleksi, sunbae. Sebab ada beberapa dari mereka yang kemungkinan tidak bisa memakan makanan yang sebelumnya di rencanakan, karena alergi."

Dan satu tepukan tangan tanda apresiasi dari pemuda Kim terdengar, "Wah, pacaramu ini keren sekali, Jim. Pantas kau tidak mau lepas, menempel padanya layaknya benalu," ujarnya dikuti kekehan menyebalkan.

"Sialan! Bukan benalu, bajingan! Itu murni karena aku cinta! Memangnya kau! Cari pacar sana! Jangan menjadi benalu bagi para pasangan romantis!" jawabnya, diikuti dengusan yang perlahan memelan karena usapan lembut di punggung tangannya dari si gadis Myoui, "habisnya! Dia menyebalkan sayang! Kan aku geram jadinya!"

"Taehyung sunbae memang begitu, bukan? Senang bercanda!" ucap Mina sembari terkekeh pelan, kemudian ia menoleh pada Taehyung yang masih berdiri dengan raut wajah menyebalkan terulas disana, "semoga, jika kelak kau punya kekasih, dia bisa tahan dengan lelucon menyebalkanmu ya, sunbae!"

"Tentu! Dia kan pendiam, jelas saja akan ta—"

"Sebentar, Kim!" Jimin memotong, kemudian menatap sahabatnya heran, "kau? Dia siapa yang kau maksud pendiam? Kau sedang mengincar seseorang?! Mengaku hayo?!"

Si pemuda Kim terdiam sebentar, kemudian tertawa dengan begitu dipaksakan yang berakhir sebuah cengiran bodoh, "Bukan begitu, bodoh! Maksudku—, kau tau kan tipikal yang aku suka bagaimana. Begitu saja masih bertanya. Kau sahabatku bukan sih?"

Park Jimin menimpali dengan kekehan meledek, "Ya ya ya, terserah. Aku tau kau, Kim! Tau jelas bagaimana dirimu!" katanya sembari menatap remeh sahabatnya yang sekarang terlihat sekali kalau sedang salah tingkah. Menjadikan tumpukan formulir di depannya sebagai pelampiasan rasa malunya.



***


Setelan kasual—jeans hitam dengan atasan blue jeans jacket melapisi kaus putih, membalut tubuh si pemuda Kim dengan sepatu converse hitam tinggi yang terlihat lumayan lusuh melekat di kakinya. Ditambah ransel berwarna khaki yang menjadi kesayangannya selama beberapa tahun belakangan, menemaninya lagi dalam perjalanan menuju sebuah tempat yang menjadi tujuannya pagi ini—sebuah homestay di daerah Seongbuk-dong yang memang sudah di siapkan oleh para panitia untuk gathering theater kali ini.

SUGARPLUM |TAETZU|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang