8. Cinnamon roll

1.2K 247 10
                                    

Masih di depan ruang theater dengan kondisi belum menjawab keputusan sepihak dari yang lebih tua, masih bingung dan memproses apa yang terjadi demikian saat ini.

Latihan? Hanya berdua? Ini bagaimana maksudnya? Apa dirinya seburuk itu?

Bukannya ini malah akan membuat cibiran-cibiran buruk kembali menyeruak. Lagi?

Maaf saja belum sempat terucap dari bibirnya, dan sekarang? Si pemuda Kim sendiri malah dengan sengaja membuat semua semakin menjadi.

"Ayo, kuantar pulang. Sudah hampir tengah malam dan bus sudah tidak ada." Ujar si pemuda Kim sembari jalan menuju parkiran dengan si gadis Choi di sampingnya, berjalan beriringan.

"M-maaf sunbaenim," ucapnya dengan begitu pelan, khas sekali seorang Choi Tzuyu kalau bicara. Ia berhenti berjalan, membuat si pemuda Kim juga berhenti saat itu. Menoleh ke sampingnya dengan tatapan heran.

"Aku tidak terima penolakan lho, Tzuyu-ssi"

"M-maksudku, aku minta maaf"

"Sebentar—," ucapnya, "maaf untuk? Kau menolak kuantar pulang atau—"

"Maaf untuk gathering kemarin. Maaf kalau aku bersikap aneh, a-aku sepertinya terlalu banyak minum dan mungkin menyusahkan sunbaenim. A-aku minta maaf," ujarnya sembari membungkuk dengan wajah yang masih menunduk. Jujur, malu sekali kalau diingat-ingat.

"Kau—," si pemuda Kim terkekeh, remeh sekali, "bahkan Nayeon, Jihyo, mereka lebih gila kalau mabuk. Itu hal biasa aku rasa, tidak masalah sama sekali. Sumpah."

Dan si gadis Choi menayap Taehyung dengan mengerjapkan matanya berkali-kali. Jadi apa yang mereka cibirkan, mutlak benar adanya. Berakhir dengan menggigit bibir bawahnya, sungguh kesal pada diri sendiri kenapa bisa seceroboh itu.

"Dan ya, tolong berhenti mengucap maaf berkali-kali. Sekarang, pulang denganku, oke?"

"A-aku bisa naik tak—"

"Kau lupa ya? Aku tidak terima penolakan dan lagi, aku tidak mungkin membiarkan kau pulang selarut ini. Sendirian." Katanya dengan penuh penekanan di akhir kalimat.

"A-aku i-itu—"

"Kau pulang telat karena aku, bukan? Ya, anggap ini maaf untuk menebus hal itu. Jadi tidak ada penolakan, oke?"

Dan ya, mana bisa dia menolak. Pintu mobil sudah dibukakan oleh empunya, ditatap dengan begitu intens sampai masuk ke dalam mobil sembari menaikkan satu alisnya.

Bohong kalau keduanya tidak berdebar.

Kalau boleh jujur, ini juga kali pertama bagi Choi Tzuyu. Pulang bersama seseorang, sedekat ini, dalam udara yang terbatas untuk dihirup secara bersamaan. Bahkan aroma musk khas pria dari tubuh si pemuda Kim tercium dengan begitu menusuk penghidunya. Dan sialnya juga, itu membuat dia semakin berdebar.

Apa sebegitu awamnya bagi si gadis Choi mencium aroma khas seorang pria?

Dan bagaimana untuk Kim Taehyung?

Jangan ditanya bagaimana kondisi dada sebelah kirinya yang menolak degupan tenang ketika pintu mobil tertutup dan terkunci sempurna. Mereka resmi ada dalam sebuah ruang sempit dengan saling menghirup aroma masing-masing yang terlampau pekat.

Rose. Bebungaan lagi. Aroma yang seringkali membuatnya berdebar ketika menusuk penghidunya.

Resmi juga jadi aroma favoritnya, sejak pertama kali tercium oleh penghidunya di suatu pagi bulan September.

Taehyung terlampau suka dan mana bisa lupa.

Fokus masing-masing sekarang berubah. Si gadis Choi kembali fokusnya pada keraguan awalnya, karena ini kali pertama ia membawa seseorang ke rumahnya. Karena dulu, semua juga berawal dari hal-hal seperti ini. Berakhir pada luka.

SUGARPLUM |TAETZU|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang