18. Goodbye, first love.

592 132 50
                                    

Sudah nyaris seminggu setelah acara menonton yang gagal, Taehyung  hampir tidak pernah terlihat lagi di sekitarku. Menghampiri ke kelas juga tidak. Pesanku juga tidak pernah dibalas, pernah mencoba menelepon beberapa kali tapi tidak di angkat juga.

Dia marah padaku sepertinya, walaupun sebenarnya aku masih tidak tahu jelas apa alasannya marah padaku.

Sesaat setelah Taehyung mengantarku pulang waktu itu, aku langsung mengiriminya pesan. Kubilang,

Sunbae, terimakasih sudah mengantarku pulang. Nanti lain waktu, ayo kita menonton. Aku tidak masalah kalau nanti ada Jimin sunbaenim atau siapapun. Maaf kalau aku menyebalkan.

Tidak dibalas, hanya dibaca.

Kemudian aku kembali mengiriminya pesan, karena biasanya sunbae selalu suka semisal aku mengirimanya pesan sebelum tidur, seperti mengucapkan selamat tidur begitu.

Sunbae sudah tidur? Selamat tidur sunbae, semoga bertemu denganku tadi, tidak membuat harimu semakin buruk. Kalau sunbae mau bertemu lagi, tolong kabari aku. Nanti aku akan minta izin untuk pulang telat, agar kita bisa menghabiskan waktu bersama.

Tidak dibalas juga, hanya dibaca.

Benar, mungkin dia marah. Sempat beberapa kali aku berkunjung ke ruang theater tapi di sana tidak pernah ada Taehyung. Kata senior yang lain, Taehyung sedang sibuk, jadi sering menghabiskan waktu di perpustakaan atau di ruang dosen.

Maka esok harinya lagi, aku mencoba berkunjung ke perpustakaan. Tidak tahu jadwal Taehyung, aku hanya berharap sewaktu ke sana kebetulan Taehyung di sana. Tapi ternyata tidak ada.

Malamnya aku mencoba menelepon, tapi tidak di angkat.

Aku benar-benar bingung, tapi lebih terasa sedih karena merasa ditinggal, diacuhkan tanpa kejelasan apa-apa. Tapi sejujurnya masih belum mau menyerah, setidaknya sekali saja balas pesanku.

***

Lewat dua minggu aku diabaikan. Dan aku mulai lelah memikirkan alasan kenapa Taehyung mengabaikanku. Intensitasku mengirimi pesan untuk Taehyung berkurang, karena pesan tidak dibalas dan hanya dibaca itu, rasanya tidak enak sekali. Seperti ada yang berkedut di dalam dada. Rasanya ngilu sekali, hingga rasanya tidak cukup dengan sebuah remasan pada seprai atau baju.

Tidak boleh menangis. Berkali-kali aku merapal kata-kata itu tapi terkadang tiba-tiba air mata keluar begitu saja. Meskipun sebelumnya dia bilang menyukaiku, tapi tidak menutup kemungkinan kalau semisal dia memang tidak bicara serius. Memang tidak ada yang benar-benar menyukaiku, semestinya aku tau dan tidak perlu percaya pada siapapun.

Sebelum bertemu dengan Taehyung juga aku selalu sendirian, harusnya tidak usah sedih ketika mendengar ucapan mereka yang mengatakan hal-hal buruk dari diriku yang menjadi penyebab Taehyung tidak mau bertemu lagi denganku. Tapi karena hal itu juga, aku memutuskan untuk keluar dari anggota theater. Tidak perlu bertemu lagi dengan Taehyung, atau yang lainnya. Lelah sekali karena semua yang dia lakukan selalu menjadi bahan gunjingan mereka semua.

Rasanya ingin kembali seperti sebelum bertemu Taehyung. Setidaknya tidak perlu membawa-bawa perihal perasaanku yang katanya cinta sepihak. Lucu sekali, padahal sedikit pun aku tidak pernah terang-terangan menyatakan hal seperti itu meskipun kenyataannya memang iya, aku menyukai Taehyung sunbaenim.

Dan kali ini, bukan sebuah kesengajaan karena aku sedang berada di perpustakaan. Memang aku butuh beberapa buku untuk tugasku minggu depan. Dan di sana ada Taehyung bersama dengan Nayeon. Jadi teringan kejadian yang sempat ramai beberapa minggu lalu.

Apa mereka sekarang berkencan? Mungkin iya, karena itu juga Taehyung menjauhiku dan mengabaikanku. Harusnya aku tau diri, aku siapa dibandingkan dengan Nayeon yang jelas sudah lama sekali dekat dengan Taehyung.

Tapi setelah itu, aku sengaja melewati mereka dan di sana Nayeon menyapaku, "Tzuyu-ya!" Panggilannya berbisik dan aku berbalik untuk menoleh sembari membawa beberapa buku di tanganku.

Aku tersenyum pada keduanya dan pamit lebih dulu tapi Nayeon sunbaenim menahanku, "sini sebentar, duduk di sini. Kau apa kabar? Kata Sana kau keluar, iya? Kenapa? Padahal aku senang ada kau. Apalagi setelah pentas kemarin, tidak sedikit yang bertanya soal dirimu."

Aku tersenyum, "baik sunbae. Kalau Nayeon sunbae dan Taehyung sunbae bagaimana? Lama sekali tidak bertemu."

Nayeon tersenyum, dia memang cantik sekali, lucu sewaktu gigi kelincinya terlihat. Mungkin itu juga salah satu yang membuat Taehyung menyukainya. Yang jelas, aku tidak miliki. Ku perhatikan dengan sangat detail, tidak ada satu hal pun dari Nayeon yang tidak disukai. Semakin hari selalu terlihat semakin cantik. Kalau aku jadi lelaki juga, pasti aku menyukai dia. Pintar, tidak bermasalah sepertiku, disukai banyak orang. Sempurna sekali.

"Baik sekali," ujarnya begitu ceria dan kemudian ia menyenggol Taehyung, "kau ditanya, Taehyung! Katakan sesuatu, Kim! Jangan menyebalkan."

Taehyung mendecak, "baik," ujarnya singkat yang kemudian membuang pandangannya. Melihatku saja tidak mau, apa dia menganggapku menjijikan juga seperti yang lainnya.

Aku tersenyum getir dan kemudian buru-buru beranjak, berpamitan dan berharap tidak pernah bertemu lagi. Dengan siapapun yang mengingatkanku pada Taehyung.

Semenjak hari itu, aku semakin yakin kalau Taehyung memang tidak pernah serius padaku. Semua yang pernah dia ucapkan tidak benar. Kenapa juga aku harus percaya dan menyukai dirinya. Tidak bisa berhenti memikirkan dirinya hingga detik ini meskipun berkali-kali aku mengalihkan tapi selalu kembali.

Maka sekali lagi, untuk yang terakhir aku mencoba mengiriminya pesan, kubilang,

Sunbae apa kabar? Sudah lama sekali ya, sepertinya sunbae tidak ada rencana untuk bertemu lagi denganku ya? Tidak apa-apa kok. Cuma ingin bilang, semisal sunbae tidak pernah menyukaiku, seharusnya dari awal tidak usah bilang menyukai atau bahkan mengajakku berkencan.  Aku sedih sewaktu bertemu sunbae minggu lalu, sunbae melihatku saja tidak mau. Aku bahkan sampai saat ini bahkan tidak tahu sama sekali kenapa sunbae menjauhiku tiba-tiba. Tidak usah diberi tahu sih, ini sudah akan jadi yang terakhir saja ya aku mencoba menghubungi sunbae. Tapi sunbae pasti tau kalau sunbae adalah yang pertama aku sukai walaupun sekarang sudah harus melupakan. Terimakasih ya sunbae sempat memberi waktu bahagia.

Terikirim.

Dan setelahnya, aku menghapus kontaknya. Menghapus semua pesan manis yang pernah dia kirimkan padaku. Berharap setelah ini bisa melupakan semua yang pernah terjadi. Selamat tinggal cinta pertama, jangan datang kembali. Sakitnya sudah cukup. Aku juga ingin sekali bahagia.

SUGARPLUM |TAETZU|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang