9. Di awal musin dingin

1.1K 267 25
                                    

Ruang kreasi theater di siang hari.

Beberapa senior berkumpul di sana termasuk si pemuda Kim. Biasa, membahas perkembangan project sudah sampai dimana setiap perannya.

"Jadi, Kim. Perkembangan gadis itu bagaimana?" Tanya Jimin diikuti anggukan yang lain.

"Justru itu, aku ingin minta bantuan. Aku rasa, dia tidak seburuk itu. Hanya saja, untuk karakter ini kita perlu banyak usaha. Masalahnya adalah—"

"Maaf Taehyung sunbae, aku rasa dia memang kesulitan dengan mengekspresikan sesuatu. Terlebih, untuk karakter seorang geisha." Ujar Jihyo.

"Nah! Benar! Kau mengerti maksudku ternyata! Maka dari itu, aku minta kau dan juga kau Nay, bantu aku kali ini ya?"

"Aku?" Tanya si gadis kelinci sembari menunjuk dirinya sendiri, "apa?"

"Ingat perihal pendalaman karakter? Dulu sekali, beberapa senior pernah melakukan itu sekali untuk Minari, ingat?"

Dan mereka semua mengangguk, "Tapi kali ini berbeda cara, aku ingin dia merasa percaya pada dirinya sendiri, pada apa yang dia miliki, apa yang menjadi kelebihan bahkan kekurangannya. Kau kan wanita juga, pasti lebih tau lah bagaimana cara membangkitkan percaya diri versi seorang wanita."

Kemudian di sana Nayeon mengangguk, "Aaa! Aku paham! Rencananya kapan? Aku perlu mengambil beberapa barang untuk ini"

"Sore ini? Bisa?"

Dan satu anggukan lagi, "Tentu! Serahkan padaku dan Jihyo, tugasmu membawanya padaku, ya? Deal?!"

"High five!" Seru si pemuda Kim pada Nayeon yang dibalas sembari mengernyitkan dahinya, menatap Kim Taehyung sedemikian heran.

"Sebahagia itu, Kim?" Tanya Park Jimin dengan penuh maksud yang mendapat respon sebuah kekehan dari Nayeon dan Jihyo.

"Diam, bedebah. Akhir-akhir ini kau luar biasa menyebalkan lho, Park."

"Habis posisiku sebentar lagi terganti, aku juga mau diperhatikan oleh Taehyung sunbaenim!" Ujarnya sembari berlari keluar seraya meninggalkan si pemuda Kim yang merengut kesal bersama dua gadis di sana yang sedang cekikikan.

"Awas kau bedebah sialan!!"

Maka di sana Taehyung beranjak juga, menarik perhatian kedua gadis di sana, "Lantas, kau mau kemana?" Tanya Nayeon.

"Begini, Nay. Meski aku ini tampan, disukai para gadis, aku pintar, aku juga ketua thea—"

"Oke. Cukup. Pintu keluar di sana. Jadi silahkan keluar sebelum aku melemparimu dengan buku tebal yang sedang kubaca ini."

Dan sebuah cengiran kotak khas si pemuda Kim terulas, "Memang aku tampan kan?" Ujarnya diselingi kekehan, "ngomong-ngomong, tadi kau mau tau kan aku kemana? Aku ada kelas bersama si bedebah Park Jimin. Jangan lupa sore nanti ya?!"

"Oh Tuhan, Kim berhenti bersikap narcissist begitu! Euw! Kau dengan si Park itu sama saja! Pergi sana!"

"I love myself! Seperti dirimu juga kan? Mau kuambilkan ka—"

Belum selesai bicara, si pemuda Kim seraya berlari juga keluar dari sana sebelum si gadis kelinci itu benar-benar melemparinya dengan buku tebal.

Sementara itu si gadis Choi baru saja menerima sebuah pesan dari si pemuda Kim perihal latihan ketiga ini.

Hari ini kau latihan menari lagi bersama Hoseok hyung dan Momo, jam 7 malam nantu kau kujemput.

SUGARPLUM |TAETZU|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang