Halo?! Gimama kabar kalian? Sehat kah?
Aku baru bisa kembali kesini, masih menunggu?
Selamat membaca?! Tolong tinggalkan vote dan komen ya, saling menghargai 🤟🏻🤟🏻❤️❤️••••
Ruang kreasi theater padahal ramai tapi Taehyung hanya diam fokus pada laptopnya, membaca serial webtoon. Beberapa teman senior si pemuda Kim ada di sana. Jimin sudah pasti, tidak lupa dengan pacar cantiknya. Selain itu ada Nayeon yang tidak mungkin membuat kondisi ruang kreasi theater hening seperti pemakaman. Jungkook juga di sana bersama Sana sudah jelas. Anak itu kelewat protektif kalau pacaran, Taehyung sampai geleng-geleng kepala kalau mereka bertengkar karena banyak sekali pria yang melirik Sana.
"Hyung, kau marah pada kami?"
Itu Jungkook yang bertanya. Karena sudah hampir dua hari, Taehyung malas sekali bicara. Kalau ditanya paling mengangguk atau menggeleng, tergantung kebutuhan. Betapa luar biasa menyebalkan melihat Kim Taehyung yang seperti itu.
"Kenapa kau bertanya begitu? Kalian memangnya punya salah apa padaku?"
Disitu bukannya bertanya juga, Park Jimin tertawa dan—
"Auuuh! Sakit, sayang!"
—sukses mendapat sebuah cubitan dari si pacar.
Wajahnya merengut menatap Mina karena habis dicubit yang hanya dibalas pandangan dengan mata yang membesar tajam begitu dan bibir yang diapit. Bukan seram, tapi kan gemas kalau Mina yang begitu.
"Kau bukan orang yang mudah marah begitu, Kim. Oh ayolah, jangan seperti ini. Kau sudah dua hari mogok bicara, biar apa memangnya?!"
Tidak menjawab, dia malah sibuk dengan serial webtoonya. Sama sekali tidak memberikan atensi pada yang bertanya di sana.
"Kau marah padaku, sunbae?"
Disitu Sana juga bertanya, wajahnya terlihat merengut dengan bibir yang mengerucut gemas.
"Kalian kenapa sih? Memangnya aku bilang marah pada kalian? Tidak kan? Kenapa ribut sekali sih, menyebalkan!"
"Kau yang menyebalkan, Tae. Aku jujur. Kau diam setiap ditanya, sekedar mengangguk atau menggeleng, apa-apaan itu? Berlagak bisu, kalau ada sesuatu yang berkaitan dengan kami, bilang! Jangan begini! Kekanakan sekali sih!" Ujar Nayeon bertubi-tubi, terlihat kesal begitu dengan pundak naik turun kemudian lengannya bersidekap di dada.
Gemas. Seperti kelinci marah.
"Oh, aku ya? Aku tidak tau kalau kalian rindu dengan suaraku. Aku tau aku memang tampan, suaraku juga enak di deng—"
"Hentikan, bedebah sialan! Kalau bukan sahabatku, sudah kutendang kau jauh-jauh! Cepat katakan, kau kenapa sih?!" Ujar Jimin sembari menyenggol kaki si pemuda kim dengan kakinya.
"Aku tidak apa, kalian yang kenapa," jawabnya sembari mengedikan bahu cuek.
"Oh ayolah, Kim. Aku tau kau, kalau berhubungan dengan theater kau wajib memberi tahu!"
"Tidak berhubungan dengan theater. Sudah, kan? Bisa diam, kan?" katanya dengan bibir yang mengerucut dan kembali fokus pada laptop.
"Oh, jadi urusan cinta. Paham kok paham. Sudah ya kalian jangan bertanya lagi, kita tau alasannya sekar—, auuuh! Sakit, bedebah!"
Iya. Jimin mengaduh karena sukses dilempar buku yang lumayan tebal, "Kau yang bedebah, sialan memang! Setelah ini orang-orang akan meragukan statusmu sebagai sahabatku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGARPLUM |TAETZU|
FanfictionTzuyu tidak pernah mengira kalau hidupnya akan benar-benar berubah setelah memasuki sebuah klub theater. Dirinya berharga, hidupnya dan semua yang ia punya itu berharga. Setidaknya, itu yang mereka semua bilang ketika ia di sana. Sampai akhirnya ia...