- - -Aku membuka mataku dengan perlahan, kemudian menutup mulutku yang kembali menguap, ternyata tadi aku benar-benar tertidur di kamarku, bahkan sekarang sudah jam setengah tujuh malam.
Aku bangun dan mencuci muka, sekaligus berwudhu untuk menunaikan sholat maghrib.
Selesai sholat dan berdoa aku langsung ke dapur untuk mencari keberadaan mama, ternyata mamaku itu sudah tidak ada di dapur, pasti sudah selesai memasak.
Aku segera ke ruang tengah dan kaget saat mataku melihat keberadaan Mas Sehan di sana yang sedang ngobrol akrab dengan mama dan juga Regina yang sedang menonton televisi.
Aku segera beranjak menghampiri mereka. "Mama kenapa nggak bangunin aku tidur?" tanyaku.
"Udah dibangunin, kamunya aja tidur kek kebo, nggak bangun-bangun."
Aku meringis malu, masa sih? Emang iya gitu? Kok aku enggak ngerasa ada yang bangunin aku tidur ya? Ya iyalah namanya juga tidur, mata pasti merem, mana mungkin nyadar, dasar aku!
"Mas Sehan, ngapain di sini?" Aku beralih menoleh ke arah Mas Sehan, menanyainya yang tiba-tiba sudah ada di rumah mama juga.
"Jemput kamu," balasnya datar seperti biasa, aku mendengus.
"Aku mau nginep di sini, Mas Sehan pulang sendiri aja sana," suruhku.
"Vera, nggak sopan ya kamu begitu, masa suaminya disuruh pulang sih, kalau mau nginep ya nginep aja barengan." Mama menegurku.
"Siapa tau Mas Sehannya nggak mau nginep, Ma. Iya kan Mas? Kamu nggak mau nginep di sini kan?"
"Siapa bilang?" Lagi-lagi Mas Sehan menanggapi dengan wajah datarnya, nyebelin banget sumpah! Maksudnya dia mau ikutan nginep juga gitu?
"Emangnya kamu mau nginep, Mas?"
"Hmm."
Mas Sehan berdehem pelan yang membuat aku makin gregetan saja dengan sikapnya. "Hmm itu hmm apa? Hmm iya? Apa hmm enggak?" tanyaku sedikit sensi, habisnya dia pelit banget sama suara, apa susahnya kan ngomong yang bener.
"Iya, saya ikut menginap."
Makin tambah kesel kan aku jadinya, niatnya aku cuma mau nginep sendiri saja, kenapa Mas Sehan pake ikut-ikutan segala sih? Ganggu aja!
"Yaudah, mama siapin makan malam dulu." Mama pergi ke dapur, menyisakan aku, Mas Sehan dan Regina yang masih fokus menonton acara talk show di televisi.
Aku memutuskan ingin ke dapur membantu mama menyiapkan makanan, tapi Mas Sehan malah menghentikan aku.
"Kenapa?"
"Saya mau mandi, gerah," ucapnya memberitahu aku, padahal kan aku nggak nanya ya? Aneh dia tuh.
"Ya mandi aja, lupa letak kamarku di mana?'' tanyaku heran, pasalnya Mas Sehan hanya pernah menginap sekali di rumah ini, jadi bisa saja kan kalau dia lupa?
Mas Sehan menggeleng. "Saya tidak tau letak handuknya ada di mana."
Kirain ada apa? Hampir saja aku memutar bola mataku lagi, untungnya aku segera sadar, kalau tidak bisa diceramahi lagi aku olehnya.
"Yaudah ayo." Aku menuju kamarku berada dan Mas Sehan setia mengekor di belakangku, segera saja ku buka lemari pakaian dan memberikan Mas Sehan handuk baru.
"Memangnya Mas ada baju ganti?" Aku menatapnya bingung, masa iya mau pakai baju yang itu lagi?
"Ada di mobil, tolong ambilkan sekalian ya," ucapnya.
Aku mendengus, hobi sekali sih nyuruh-nyuruh orang lain, oh iya aku kan istrinya bukan orang lain.
- - -
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Without Dating
ChickLitSehan Adhitya Syahreza, kalau kataku dia itu manusia merangkap batu, terlalu keras dan juga kaku. Bayangkan bagaimana aku harus hidup selamanya dengan manusia semacam itu?! -Rivera Adnan Wijaya