- - -"Mama saya nyuruh kita ke rumah." Mas Sehan menghampiri aku yang sedang memasak makan malam.
Selagi menggoreng ikan aku menoleh padanya, "Rumah siapa?" tanyaku.
"Rumah orang tua saya."
"Ooh, kapan?"
"Besok, sepulang kuliah kamu nggak ada urusan lagi kan?"
"Nggak ada kok."
"Tapi kita nggak akan nginep kan, Mas?" tanyaku memastikan, kalau menginap pasti harus tidur sekamar, aku kan nggak mau, pasti akan canggung seperti sebelum-sebelumnya.
"Lihat nanti."
"Kenapa gitu?" protesku.
"Kalau mama saya maksa menginap, saya bisa apa?"
Aku mendengus, bener juga sih ucapan Mas Sehan, yaudah lah semoga enggak dipaksa nginep.
"Itu kapan selesai? Saya sudah lapar," ucap Mas Sehan seraya menunjuk ikan yang sedang aku goreng.
Lagi-lagi aku mendengus, kayaknya kalau urusan makan Mas Sehan tuh paling gercep deh!
- - -
Keesokan harinya, sepulang dari kampus aku dan Mas Sehan mampir ke rumah kami sebentar untuk membersihkan diri, setelahnya kami langsung ke rumah orang tuanya Mas Sehan.
Orang tuanya Mas Sehan sangat baik padaku, mereka memperlakukan aku seperti anaknya sendiri, aku sangat bersyukur bisa mendapatkan mertua seperti mereka.
Mas Sehan itu punya kakak perempuan yang sudah menikah, namanya Mbak Airin. Mbak Airin sendiri sudah mempunyai satu anak yang baru berumur empat tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Without Dating
ChickLitSehan Adhitya Syahreza, kalau kataku dia itu manusia merangkap batu, terlalu keras dan juga kaku. Bayangkan bagaimana aku harus hidup selamanya dengan manusia semacam itu?! -Rivera Adnan Wijaya