Spam komen yuk biar aku semangat ngetiknya♡
- - -
Aku membuka mataku perlahan, lalu menoleh ke samping yang ternyata telah kosong, Mas Sehan sudah bangun duluan.
Pipiku memanas memikirkan kejadian tadi malam, Mas Sehan benar-benar meluk aku atau aku yang cuma lagi mimpi ya? Tapi kalau mimpi kenapa pelukannya Mas Sehan terasa nyata banget? Memikirkannya kok aku jadi senyum-senyum sendiri sih.
"Kenapa senyum-senyum?" Aku menoleh keget saat Mas Sehan membuka pintu kamar dari luar.
Aku tidak menjawab, justru bertanya balik. "Mas habis dari mana?"
"Nih." Mas Sehan menyodorkan mukena kepadaku, "Punya Mbak Airin."
Aku menyambut mukena itu, lalu melirik jam dinding yang ternyata sudah jam lima subuh.
"Cuci muka lalu wudhu," ucap Mas Sehan, aku mengangguk dan beranjak dari kasur.
"Saya imamin, mau?"
Aku terdiam, Mas Sehan bilang apa barusan? Aku tidak salah dengar kan?
"Mas ngomong apa?" tanyaku memastikan.
"Saya imamin, mau?" ulangnya.
Aku menahan senyum, lalu mengangguk pelan, Mas Sehan memang sudah menjadi imamku kan? Maksudku suamiku.
For your information, ini pertama kalinya aku dan Mas Sehan sholat bareng, biasanya kami selalu sholat di kamar masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Without Dating
ChickLitSehan Adhitya Syahreza, kalau kataku dia itu manusia merangkap batu, terlalu keras dan juga kaku. Bayangkan bagaimana aku harus hidup selamanya dengan manusia semacam itu?! -Rivera Adnan Wijaya