35 vote + 20 komen aku double up!
- - -
Pertama kalinya aku memasak setelah beberapa bulan menikah dengan Mas Sehan, jujur aku tidak terlalu pandai dalam urusan dapur, biasanya kalau sarapan aku dan Mas Sehan terbiasa hanya memakan roti saja, makanan lainnya kami memilih memesan saja agar tidak perlu repot mengolah.
Mas Sehan juga tidak pernah menyuruhku untuk memasakkannya makanan, mungkin dia tipe orang yang nggak mau ribet, jadi terima apa adanya aja.
Tapi hari ini entah ada angin dari mana, aku tiba-tiba saja berniat ingin memasak sarapan, jadi pagi-pagi sekali aku sudah bangun tidur.
Selesai sholat subuh aku langsung menuju dapur, melihat-lihat isi kulkas yang ternyata sangat sepi dari bahan-bahan makanan, untungnya stok telor masih banyak.
"Bikin apa ya?" Aku bingung, bahan makanan seadanya gini mau dibikin apa coba? Setelah dipikir-pikir lebih baik aku bikin nasi goreng aja, lebih gampang jadinya nggak ribet-ribet banget.
Sebelum mulai membuat nasi goreng, terlebih dahulu aku memasak nasinya dirice cooker. Selagi menunggu nasi masak aku mau menggoreng kerupuk udang dulu biar pas dimakan sama nasi goreng jadi tambah enak dan tentunya ada bunyi kriuk-kriuknya, hehe.
Selesai menggoreng kerupuk udang, aku memainkan hp di meja makan sembari menunggu nasi matang.
"Kamu ngapain?" Mas Sehan tiba-tiba saja datang dan menatapku heran.
"Mau masak."
"Tumben, kamu nggak kerasukan kan?"
Aku mendelik tajam kepadanya, enak aja aku dibilang kerasukan, ngadi-ngadi emang Mas Sehan tuh!
"Aku nggak kerasukan!" kesalku.
Tapi Mas Sehan masih saja menatapku heran, seperti meminta penjelasan kenapa pagi-pagi aku sudah berada di dapur.
"Hari ini nggak usah sarapan roti dulu, aku mau coba masak nasi goreng, tapi kalau nggak mau yaudah biar aku makan send-"
"Saya mau," potong Mas Sehan cepat.
Aku menahan senyum, segitu maunya ya Mas Sehan nyobain masakanku? Duh pede banget kamu Rivera! Kalau nggak enak mampus deh aku, mana aku jarang masak lagi.
Bunyi rice cooker menandakan bahwa nasi sudah matang, segera saja aku bangkit untuk memeriksanya. Mas Sehan sendiri kembali ke kamarnya untuk mandi sekaligus siap-siap buat mengajar ke kampus, karena aku sedang tidak ada kelas pagi ini jadi aku bisa lebih santai.
Aku mendinginkan nasi yang sudah matang beberapa saat, langsung saja aku mengeksekusi bahan seadanya yang tersisa, untungnya bumbu dapur juga masih lengkap.
Setelah berkutat di dapur cukup lama akhirnya nasi goreng dan telor dadar buatanku siap, aku tersenyum senang menatap hasil masakanku, semoga rasanya tidak mengecewakan.
Bertepatan dengan itu Mas Sehan juga sudah selesai mandi dan terlihat rapi seperti biasanya, dia sudah duduk manis di meja makan.
Aku meletakkan dua piring nasi goreng di atas meja makan, tak lupa telor dadar dan juga kerupuk udang.
"Cobain, Mas." Aku tersenyum senang tak sabar melihat respon Mas Sehan.
Mas Sehan mengangguk, lalu menyuap sesendok nasi goreng buatanku.
"Gimana?" tanyaku antusias.
Mas Sehan masih sibuk mengunyah, "Hmmm, rasanya... sedikit asin," ucapnya terdengar ragu.
Aku seketika merengut sedih, agak kecewa dengan jawabannya, kenapa suamiku jujur sekali sih? Suami orang-orang mungkin pasti akan bilang masakan istrinya enak.
"Yaudah nggak usah dimakan lagi, nggak enak." Aku menarik piring Mas Sehan, tapi Mas Sehan malah menarik piringnya kembali.
"Saya bilangnya sedikit asin, bukan nggak enak Rivera, ini enak kok," ucap Mas Sehan seraya melanjutkan makannya.
"Serius?"
Mas Sehan mengangguk, "Dicampur sama telor dadar ini rasanya jadi pas."
"Kenapa gitu?"
"Telor dadarnya sedikit hambar."
Rasanya aku bingung mau marah atau senang, Mas Sehan mulutnya minta dicium! Bisa-bisanya jujur banget.
"Tapi yang ini rasanya pas," ucapnya seraya mengangkat kerupuk udang.
Aku mendelik kesal kepadanya, orang itu kerupuk tinggal goreng, ya pasti enak lah!
- - -
Mas Sehan tambah nyebelin aja yaa🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Without Dating
ChickLitSehan Adhitya Syahreza, kalau kataku dia itu manusia merangkap batu, terlalu keras dan juga kaku. Bayangkan bagaimana aku harus hidup selamanya dengan manusia semacam itu?! -Rivera Adnan Wijaya