Prolog

107 6 0
                                    

Desember, 2018.
4:03 pm.


Seorang gadis berambut dark brown panjang sedang menelusuri pemakaman itu dengan sebuah buket bunga ditangannya.
Kemudian ia berhenti tepat dihadapan makam seseorang yg sedari tadi ia cari.

Ia tersenyum sendu. Seakan merasakan rindu yg mendalam saat melihat makam tersebut.

Kemudian ia meletakkan bucket bunga yg ia pegang dari tadi diatas makam itu.

"i miss you, dad." ucapnya.

Ia terhanyut dalam lamunan, tak lama setetes air mata jatuh, gadis itu langsung bergegas mengusapnya. "sudah cukup air mata untuk hari ini." tegasnya.

Ia pun kemudian pergi meninggalkan pemakaman.

**

Gadis itu bernama Tashilla Jazlyn Hadina, teman - temannya biasa memanggilnya Shilla. Dia berumur 17 tahun dan duduk dibangku kelas 3 SMA.

Ibunya bernama Hanna, seorang Jaksa, dan sangat rendah hati. Ayahnya bernama Hadi dan telah meninggal dunia 3 tahun silam. Shilla adalah anak nomor dua dari tiga bersaudara, dan satu - satunya anak perempuan di keluarga ini. Kakak laki - lakinya bernama Dava Adhitama Putra Hadina, dan adik bungsunya bernama Aidan Trilevidhan Putra Hadina. Aidan masih duduk dibangku SMP kelas 3, sedangkan Dava sudah kuliah dan sekarang memasuki semester 5.

Shilla termasuk anak yg mudah bergaul, terbukti ia memiliki banyak teman, dia juga murah senyum dan sering tertawa. Jangan heran bila kau melihat dia tertawa sendiri, entah apa yang dipikirkannya.

**

Liburan akhir tahun hampir usai, sedangkan Shilla masih belum tau ingin melakukan apa. Sedari tadi ia masih saja berguling - guling diatas kasur.

*drrrrttttt...* ponselnya bergetar.

Shilla langsung meraih ponsel itu dan mengeceknya.

Vanny: "woyy lu dimana?"

Shilla: "bumi."

Vanny: "serius bego, temenin gue buru"

Shilla: "kemana?"

Vanny: "jelong - jelong"

Shilla: "eh si tai"

Vanny: "banyak bacot ah, dikit lagi gue sampe rumah lu"

Shilla menghela nafasnya, rasa malas menyelubungi tubuhnya saat akan beranjak dari kasur.

Beberapa menit kemudian dari ruang tengah terdengar suara Aidan berteriak, "kak Shil, temen lu nih!"

Sambil menyeret - nyeret kakinya, Shilla berjalan turun kebawah dan langsung menemui Vanny yg sedari tadi menunggu di depan pintu.

"mau kemana si?" tanya Shilla.

"sebenernya gue juga ga tau mau kemana, bosen asli dirumah ga ada kerjaan." keluh Vanny.

"gua juga dirumah nafas doang." ucap Shilla ngasal.
"mending lu main dirumah gua aja dah, dari pada ga jelas gini yekan." sambungnya lagi.

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang