"memang, waktu tak bisa diulang. ia hanya akan terkenang.
sesekali aku datang, hanya untuk membuka lembaran lama yang telah usang."**
Sepulangnya Shilla dari misi mengintai Revan dan Elfian tadi, ia tak langsung pulang menuju rumah terlebih dahulu. namun ia menyempatkan diri untuk mampir ke taman yang biasa ia kunjungi.
"mata-matain orang bikin cape juga." ucapnya sembari mengibas-ngibaskan tangannya dengan maksud untuk mengurangi rasa panas ini."ihh gua haus."
Tiba-tiba seseorang menyodorkan sebotol minuman dingin kepada Shilla, sontak ia langsung mengalihkan pandangan kepada seseorang yang ada disampingnya saat ini.
"Arka?" ucapnya. pemilik nama itu langsung tersenyum sembari duduk disamping Shilla. "lu itu kaya malaikat aja. selalu dateng ketika gua butuhin." sambungnya. kemudian ia terdiam sejenak, "lah emang malaikat gitu?" pikirnya tampak bingung dengan perkataannya sendiri.
Arka hanya tertawa melihat kepolosan Shilla. "baru pulang sekolah?" tanyanya melihat Shilla yang masih mengenakan seragamnya lengkap dengan tas yang masih ia kenakan.
"iya dong. gue kan anak rajin dan tidak sombong." Shilla terlihat bersemangat membanggakan dirinya. "ehh tunggu, emang lo ga sekolah? gue liat lo nyantai aja perasaan pake hoodie jalan kemana-mana kesana-kesini kaya anak ilang." ujar Shilla bingung dengan Arka yang selalu muncul dengan tiba-tiba.
Arka hanya tersenyum miring.
Shilla refleks menggaruk kepalanya, ia bingung melihat respon Arka yang seperti itu. "ini gue yang bego apa gimana sih?" tanyanya dalam hati.
"jadi lu berenti sekolah?" tanyanya polos.
"kaga."
"lah trus? lu sekolah dimana?"
"ada lah, kepo amat kaya dora."
Shilla langsung menampol jidatnya sendiri, "suek ni anak."
Arka hanya tertawa, ia begitu menikmati percakapan ini dari tadi. "minum tuh, tadi katanya haus." Arka mulai mengalihkan pembicaraan.
Shilla melepaskan tas yang ia kenakan, lalu ia pun langsung membuka tutup botol minuman itu dan kemudian meminumnya dengan waktu singkat botol itu pun langsung kosong. "ahh lega. thanks ya." ucapnya dan hanya dibalas anggukan oleh Arka.
Kemudian Shilla kembali terdiam, "lu kok bisa tau gua lagi haus? padahal lu kan baru nyampe sini. jangan-jangan lu mata-matain gua ya? ngaku lu." mata Shilla terlihat menatap Arka tajam.
Arka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sesekali ia tersengir dengan kelakuan Shilla yang selalu membuatnya tertawa. "ngapain juga gua mata-matain lu." ungkapnya.
"kebetulan tadi gua beli 2 air minum." sambungnya lagi."trus kok bisa disini?"
"ya gua punya kaki. makanya bisa sampe sini." jawab Arka singkat.
"bener juga sih." ucap Shilla membenarkan perkataan Arka.
"trus lu tadi kenapa keringetan? dikejar anak onta?" tanya Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feeling
Teen Fictionaku saja merasa sangat lancang karena sudah berani jatuh cinta padamu, apalagi untuk memilikimu. - Tashilla Jazlyn Hadina this is the first story that i've ever made, hope y'all like it :)