Saat perjalanan pulang menuju rumah, yang dilakukan Shilla didalam mobil hanya diam dan menikmati musik yang mereka putar yaitu bored by billie eilish, ya, sungguh tenang rasanya.
Tak lama Shilla mengerutkan keningnya ketika melihat Dava sedari tadi sibuk melihat kearah kaca spion tengah mobil mereka tersebut, "kenapa bang?" tanyanya.
"itu motor dibelakang kayanya ngikutin mobil kita dari tadi." jawab Dava sambil fokus mengemudi.
Shilla lantas mengalihkan pandangannya kebelakang, ia terkejut. pikirannya kembali teralihkan pada pesan Revan tadi. "jangan jangan.." lirihnya.
"kenapa?" tanya Dava.
"buruan ngebut, bang!" kini Shilla terlihat panik. entah karena ikut merasakan hal yang sama, Dava pun menuruti ucapan Shilla barusan dan ia dengan segera menaikkan kecepatan mobil mereka. dan benar saja, motor itu juga terlihat melajukan kecepatannya. Shilla semakin bingung kini, tak lama ia menerima pesan lagi.
Revan:
jangan lewat jalan biasa yg lu lewatin.Saat membaca pesan itu, Shilla langsung memikirkan satu hal, "bang lewat jalan muter aja buruan!" ungkapnya.
Sebenarnya Dava masih bingung atas apa yang sedang terjadi, namun ia membiarkan pertanyaan-pertanyaan itu berkeliaran dipikirannya. ia membiarkannya menggantung dan menyimpannya untuk nanti, kini yang ia harus lakukan hanyalah menuruti arahan dari Shilla yang sepertinya tau apa yang sedang berlangsung saat ini.
Mereka terus saja menghindari motor yang mengikuti mobil mereka dari tadi hingga lolos dan motor itupun hilang dari pandangan. setelah itu pun mereka lantas bergegas pulang. Shilla kini dapat bernafas lega, pun sama halnya dengan Dava.
Dava mengalihkan pandangannya pada Shilla seolah menunggu jawaban, "gua juga gak tau, bang. itu orang iseng doang kali." ungkapnya dengan wajah ragu. Dava seakan acuh tak acuh lalu ia turun dari mobil dan dengan segera masuk ke dalam rumah.
Shilla hanya menghela nafasnya, ia tak mengerti apa yang sedang terjadi. pengemudi motor tersebut pasti memiliki maksud dan tujuan mengapa ia mengikuti mobil mereka, dan sepertinya hanya Revan yang mengetahui jawabannya.
**
Para murid yang sudah meminta izin kepada orang tua mereka untuk mengikuti kegiatan camping tahunan kini tengah sibuk mengurusi barang-barang mereka masing-masing. beberapa telah masuk ke dalam bis masing-masing dan beberapa masih sibuk berkeliaran secara berkelompok.
Ini adalah tahun pertama dan terakhir bagi Revan untuk mengikuti kegiatan ini, namun ia hanya bersantai saja dari tadi bersama teman-temannya yang tak kalah santai berkumpul di samping bis sambil bernyanyi-nyanyi dengan Alvin yang memandu menggunakan gitar miliknya.
"aduhh kalian ini masih saja nyanyi disini bukannya langsung masuk ke dalam bis." seru Pak Pras dengan logat jawanya yang menjadi ciri khas.
"nyantai bentar toh, Pak. hidup kalo gak nyante entar suram loh." balas Alvin menyamai logat jawa milik Pak Pras.
"ALVIN." panggil Pak Pras dengan nada tegas.
Alvin lantas bergegas berlari masuk ke dalam bis sebelum Pak Pras berbuat yang tidak-tidak kepadanya, sementara teman-temannya menertawakan dirinya hingga Pak Pras menegur mereka dan mereka semua pun dengan sigap berlarian masuk ke dalam bis, kini Alvin yang tertawa melihat mereka.
3 jam perjalanan terasa singkat rasanya, bis pun dipenuhi gelak tawa dan alunan musik yang mereka mainkan. namun sepertinya Elfian mempunyai musik tersendiri, terlihat dari airpods yang menyumpali telinganya dan mata menatap kearah luar jendela bis itu seakan tak perduli dengan apa yang sedang terjadi disekitarnya. pun sama halnya dengan Shilla, ia sepertinya terganggu dengan suara tawa yang mengganggu tidurnya. Shilla iri ketika melihat Raquel yang berada tepat disampingnya sedang tertidur dengan pulasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feeling
Roman pour Adolescentsaku saja merasa sangat lancang karena sudah berani jatuh cinta padamu, apalagi untuk memilikimu. - Tashilla Jazlyn Hadina this is the first story that i've ever made, hope y'all like it :)