29. Rencana apa lagi?

14 2 0
                                    

"itu bukan ancaman biasa. menurut gue sih, ga ada salahnya juga buat kita jaga-jaga." ujar Aldi setelah membaca pesan ancaman yang diterima Revan beberapa hari yang lalu. "wait." interupsi Rizky, "Aldi, lo masih bisa ngelacak nomor si pengirim pesan?" tanyanya. Aldi hanya mengangguk, "good, tinggal lo lacak aja ni nomor biar kita tau dimana posisi orang yang ngirim pesan ini." ucap Rizky dan dengan segera disetujui oleh mereka semua.

"i'm not sure, Ky. kemungkinan lokasinya ga akurat atau maybe meleset sedikit." jawab Aldi terlihat ragu. "gapapa kepleset dikit dari pada jatuh sekalian." balas Alvin sembari mengunyah pop corn. "ga bisa serius dikit ni orang." sahut Haikal saat mendengar respon Alvin barusan. "apaansih, Kal. gapapa kan meleset dikit dari pada kaga ada sama sekali, jadi dari lokasi itu kita bisa nyari ke sekitar, bener dong gue bilang kepleset dikit dari pada jatuh sekalian, salah gue dimana coba?" wajahnya terlihat arogan kini. "salah lu ga mau diem." timpal Elfian dengan pop corn ditangannya dan dengan segera menyumpali mulut Alvin.

"gue udah nemuin nih!" alih Aldi. Alvin lantas memuntahkan pop corn yang memenuhi mulutnya, "buset cepet amat!" lirih Alvin. Aldi pun dengan segera menunjukkan lokasi si pengirim pada mereka semua melalui ponsel miliknya. "ini kan.." ucapan Kevin menggantung. "deket taman." sambungnya lagi. "berarti tu orang demen ke taman." balas Elang. Revan lantas mengernyitkan keningnya, "taman?" tanyanya, "gua lagi di taman waktu nerima pesan itu." sambung Revan. "waktu itu posisi taman lagi rame?" tanya Haikal. Revan menggeleng, "gua sendiri." jawabnya.

"lah trus sapa? hantu?" balas Alvin, "salah perkiraan kali hp lo." sambungnya lagi seraya berjalan kearah sofa dan merebahkan dirinya disana. "perhitungan Aldi itu udah yang paling akurat, Vin." ujar Rizky. "atau ga kita pancing aja tu orang biar nongol." sahut Elang. Alvin langsung berdiri seraya berkata, "hayu lah, gue udah lama ga mancing nih." seketika satu jitakan pedas dari tangan Elfian berhasil membuat Alvin meringis kesakitan. "ni anak aja kita jadiin umpan gimana?" ucap Elfian seraya mencengkram kerah baju Alvin. "ga ada harganya dia mah." balas Haikal. "heh congor lo dijaga ye! gini-gini gue anak yang paling berharga dimata Mama Nita dan Papa Harris!" gertak Alvin pada Haikal.

"boleh juga saran Elang, tapi yang jadi umpan harus sesuatu yang berharga." ujar Rizky. "Revan? dia kan saksi." jawab Aldi. "janganlah, ntar tu penjahat malah main pedang-pedangan sama Revan." sahut Alvin seraya tertawa. "otak lu ga pernah bener, heran gua. kebanyakan nyimpen video porno nih pasti." balas Kevin.

Tak lama mereka semua terdiam, sedetik kemudian mereka menatap satu sama lain, seakan tau apa yang ada dipikiran mereka semua, Revan lantas berkata, "ga!".

"c'mon, Van." ucap Aldi. "gua ga mau kalo Shilla yang jadi umpan. bisa bahaya sial, lu pada mikir ga sih?!" balas Revan. "trus siapa lagi kalo bukan dia?" tanya Rizky. "yakali gue." sahut Alvin. "tu penjahat juga ogah kali kalo lu yang jadi umpannya." balas Haikal menyikapi Alvin.

Kevin lantas menepuk pundak Revan, "tenang, Van. kita semua ada disini, dan kita semua juga ga bakal ngebiarin gitu aja kalo terjadi sesuatu sama Shilla." ucapnya seraya membujuk Revan yang terlihat sangat tidak setuju dengan rencana yang baru saja akan dibentuk. "bener, Van. kita bakal mantau dari jauh pergerakan musuh, jadi kalau terjadi sesuatu sama Shilla kita semua bakal langsung tau." balas Rizky. Revan pun tak mampu berbuat apa-apa, ia juga ingin kasus pembunuhan Gavin ini segera selesai, jadi mau tidak mau ia pun harus berkorban walaupun ia sangat tidak ingin kalau Shilla-lah yang harus menjadi taruhannya.

Revan lantas mengangguk pelan, "oke, kapan kita mulai?" tanya Rizky, "ASAP." jawab Aldi. Alvin lantas mendenguskan nafasnya dengan keras seraya menggolerkan badannya di sofa, "besok-besok aja lah gue capek ni." keluhnya dengan mata terpejam. "yang ngajak lu sapa?" sahut Elfian. Alvin pun lantas menatap tajam kearah Elfian, sedetik kemudian wajahnya langsung berubah melas, "dih gitu." jawabnya dengan memonyongkan bibirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang