9. Seseorang yang baru?

37 2 0
                                    

"kau gemar sekali bermain peran didalam mimpiku, hingga aku terbuai dan tak ingin terbangun lagi.
padahal mimpinya begitu indah, terasa sangat nyata,
namun perlahan memudar seakan hilang ingatan tatkala aku membuka mata."












**



Anak-anak SW sedang nongkrong di koridor sekolah, tepatnya di tangga menuju kelas 12.
Rizky, Aldi, dan Haikal duduk di deretan tangga paling bawah, Alvin dan Elang berdiri dihadapan mereka, sementara Revan dan Elfian berdiri menyandarkan punggung mereka ke masing-masing tiang dari tangga itu.

Tak lama Angel bersama Valen datang, dan langsung menghampiri mereka.
"gua turut beduka." ucap Angel kepada anak-anak SW yang ada disana.

"kalian yang tabah ya." sambung Valen.

"iya, makasih." ucap Kevin.

Angel dan Valen hanya tersenyum sendu. memang berat menerima semua yang telah terjadi.

Alvin: "jangan sedih lagi ya sayang-sayangku. kita harus kuat."

Haikal: "people come and go. that's life."

Valen: "udah udah, senyum dulu dong lu pada, jangan kusut gitu mukanya."

Elfian: "ga kusut Len, muka ni curut-curut kan emang gitu dari lahir."

Alvin: "tersinggung aku beb."

Elfian: "jangan mancing emosi gua."

Aldi: "ribut mulu heran."

Alvin: "itu tandanya Elfian sayang sama gua."

Elfian: "jedorin kepala orang ke tembok dosa ga?"

Rizky: "udah, El. sabar.."

Elang: "jangan, ntar ga ada yang ngegodain lu lagi dong."

Elfian: "nasib punya temen gay."

Alvin: "ehh anjir ketumbar dempet. seenak jidat ngatain gua gay, orang lelaki tulen gini."

Valen: "kok malah berantem sih."

Elfian: "ga berantem, Len. emosi gua lagi di uji doang sama makhluk tak kasat mata, kayanya kalo lu yang nyabarin pasti sabar dah gua."

Haikal: "ngalus troooooosss."

Alvin: "setan dong gua anying."

Mereka sibuk dengan percakapan yang tak jelas ini, mereka tidak menyadari bahwa Revan sedari tadi hanya diam dan terlihat sedang berperang dengan pikirannya sendiri.

Angel menyadari sikap Revan yang sedari tadi hanya bungkam, matanya pun tak mengarah kearah teman-temannya. yang Angel lihat hanyalah tatapan kosong yang terpancar dari mata Revan.

"Revan? lu kenapa?" tanya Angel berusaha menyadarkan Revan dari lamunannya.

"hah? gapapa." jawab Revan.

"udah dong, jangan sedih gitu." sambung Angel.

"kaga." ucap Revan singkat.

"kaga apanya, orang jelas jelas gue liat lu ngelamun gitu. lu masih sedih kan? ngaku." ungkap Angel

"kaga." balas Revan.

Tak sadar ternyata dari kejauhan ada seseorang yang memerhatikan tingkah laku mereka semua, terutama Angel dan Revan.

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang