Revan baru saja pulang. saat ia melangkah masuk ke dalam rumah, keadaan terlihat sepi. ia melirik ke arah jam yang terpajang di dinding, waktu menunjukkan pukul 7 malam.
Lalu ia merebahkan tubuhnya di sofa itu, tak lama kemudian ia menghela nafasnya dan perlahan mencoba menutup matanya.
"Revan?" suara Reina terdengar dari arah dapur sedang memanggil nama Revan. kemudian ia berjalan menuju ruang tengah dan mendapati Revan sedang tertidur.
Ia langsung menepuk kaki Revan dan membuat putranya itu terbangun, "dari tadi di panggil malah tidur." ujar Reina.
Revan langsung merubah posisinya menjadi duduk, "maaf, Ma." ucapnya datar.
"Mama bisa minta tolong ga?"
Revan tak menjawab, ia hanya diam sambil menunggu perkataan selanjutnya yang akan keluar dari mulut Ibunya.
"tolong jemput Raka."
"dimana?" tanya Revan.
"dirumahnya si cantik yang kemarin dateng ke sini. aduhh Mama lupa namanya siapa." ujar Reina sambil memegangi kepalanya.
Revan terdiam sejenak, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. "Shilla?" tanyanya datar seperti biasa.
Reina langsung menjentikkan jarinya, "nah iya Shilla."
"ngapain Raka ke sana?" tanya Revan lagi.
"dia bilang mau main sama adiknya Shilla." jawab Reina, "tolong ya, Van. Mama sama Papa ada urusan dan kemungkinan pulangnya agak telat, kan ga enak kalo kelamaan jemput si Raka." jelas Reina kemudian ia langsung berjalan keluar menuju garasi dan menghampiri Prahatma yang sudah sedari tadi menunggu di mobil.
**
Motor Revan sudah terparkir di pekarangan kediaman keluarga Hadina.
Ia melihat pintu rumah itu terbuka salah satunya, kemudian ia berjalan mengarah pintu itu. Revan memencet bel, namun tak ada sesiapa yang menjawab. ia bingung harus melakukan apa.
Dengan ragu, ia melangkah masuk ke dalam rumah sambil berkata, "permisi?". lalu ia berjalan ke arah ruang tengah, ia sedikit kaget ketika mendapati Shilla sedang tertidur di sofa panjang itu dengan TV yang masih menyala.
Revan berdehem, namun tak ada respon dari Shilla. kemudian ia pun perlahan berjalan mendekat kearah Shilla dengan niat untuk membangunkannya.
Saat tangannya perlahan mulai bergerak mengarah ke pipi Shilla, tiba-tiba saja mata Shilla terbuka. tanpa pikir panjang sekaligus terkejut Shilla langsung berteriak histeris, dengan sigap Revan langsung membekap mulut Shilla.
Shilla langsung menepis tangan Revan, "LO.. LO.. KOK BISA ADA DI SINI SIH?!" tanya Shilla gugup namun dengan nada yang terkesan tinggi. "LO MAU NYELAKAIN GUE?! HAH?! NGAKU LO! MAMAAAA!!"
Untuk kedua kalinya Revan kembali membekap mulut Shilla, "lu bisa ga sih ga usah teriak?" tanya Revan sedikit panik.
"YA TRUS LO MAU NGAPAIN KE SINI? MANA MAEN NYELONONG AJA MASUK RUMAH."
Revan berusaha menjelaskan apa yang sedang terjadi kepada Shilla, dan itupun akhirnya berhasil membuat Shilla berhenti berteriak.
"gua nyari Raka." sambung Revan lagi.
"ohh sebentar, tunggu di sini." ucap Shilla. kemudian ia berlari menuju kamar Aidan.
Revan hanya duduk diam di sofa itu sambil memperhatikan ke sekeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feeling
Roman pour Adolescentsaku saja merasa sangat lancang karena sudah berani jatuh cinta padamu, apalagi untuk memilikimu. - Tashilla Jazlyn Hadina this is the first story that i've ever made, hope y'all like it :)