Badword Zaman Now

1.6K 144 16
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Kali ini bahasannya tentang "Kalimat Kasar yang Sering Dianggap Hal Biasa"

Sebelumnya, saya mau berbagi cerita. Dulu.. disaat saya pun belum tahu tentang kata-kata yang buruk atau kata kasar ini, saya pun pernah menyebutkannya. Bahkan beberapa kali saat chat bersama teman.

Hal biasa. Keren. Banyak orang yang menggunakan kata-kata seperti itu. Itulah yang ada difikiran saya. Dan saya pun menikmatinya saja.

Sampai akhirnya saya iseng mencari tahu, apa sebenarnya "anjr, anjrt" itu sampai menjadi tren di kalangan anak muda.
Ternyata.. artinya "Anjing". Jadi kata-kata yang dulu saya gunakan itu adalah plesetan dari nama hewan. Saya terkejut. Saya menyebutkan kata itu pada teman. Kata yang kasar.
Setelah tahu, saya pun langsung berhenti.
Ternyata, keren itu tidak harus menghilangkan adab kita dalam berkomunikasi.

"Anj*r, A*jr*t , Anj*y, B*ngs*t, Kam***t, dan kalimat lainnya yang mirip seperti ini."

Sering mendengar atau membacanya bukan?
Entah itu di dunia nyata atau di dunia maya. Bagi mereka yang biasa menyebut hal ini, tentu hal ini adalah hal yang biasa bagi mereka.
Berbagai alasan pun muncul :

1. "Hanya main-main" katanya.
Padahal banyak kata atau kalimat yang jauh lebih pantas. Yang jauh lebih enak untuk dibaca ataupun di dengar. Tidak mesti harus menggunakan kalimat seperti itu.
Banyak permainan lain. Tak perlu menciptakan permainan baru jika isinya hanya penuh dengan kalimat yang buruk.
Meskipun terlihat main-main, namun itu bukanlah kata-kata yang pantas.

2. "Cuma bercanda. Gitu aja serius banget"
Bercanda tidak harus menggunakan kalimat yang buruk. Banyak bahan bercandaan yang lain. Yang tidak terdapat unsur kebohongan, pun tidak ada unsur perkataan yang buruk atau tidak perlu.

3. "Itu keren loh."
Keren? Yakin? Serius itu keren?
Padahal ini sama sekali tidak keren. Tidak perlu mengorbankan lisan kita hamya untuk dibilang keren. Apalagi jika hal yang dilakukan itu bukanlah hal yang baik.

Diriwayatkan dalam Shahîhain, al-Bukhaari (no. 6475) dan Muslim (no. 47), dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bersabda.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam".

Sudah jelas disebutkan bahwa kita haruslah berkata baik, jika tidak bisa maka diamlah.

4. "Sudah jadi kebiasaan. Susah buat dihilangkan"
Awalnya, saat kamu tidak mengenal kata-kata itu maka kamu pun belum terbiasa sehingga mengharuskan kamu untuk membiasakan diri.
Pun sekarang sama halnya, kamu juga bisa membiasakan diri untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Jika ada niat maka pasti ada jalan.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwasanya beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ
أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

"Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang ia tidak mengetahui secara jelas maksud yang ada di dalam kalimat itu, namun dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka lebih jauh dari antara timur dan barat". [HR Muslim, no. 2988].

Kita tidak pernah tahu tentang apa yang bisa merugikan kita di akhirat nanti. Bisa jadi karena lisan kita. Karena perkataan yang kita anggap hal sepele, padahal sebenarnya sudah mengotori lisan kita sendiri. Pun bisa jadi lisan kita telah menyakiti perasaan orang lain.

5. "Sudah jadi hal lumrah. Di kalangan anak muda, ini hal yang wajar."
Entah tidak sadar akan ucapannya atau memang tidak peduli tentang perkataannya tersebut.
Namun sungguh, ini sangat salah. Hal seperti ini bukanlah suatu hal yang harus dijadikan suatu yang wajar.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga menjelaskan, menjaga lidah merupakan keselamatan.

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا النَّجَاةُ قَالَ أَمْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ

"Dari 'Uqbah bin 'Aamir, ia berkata: "Aku bertanya, wahai Rasulallah, apakah sebab keselamatan?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Kuasailah lidahmu, rumah yang luas bagimu, dan tangisilah kesalahanmu". [HR. Tirmidzi, no. 2406].

Badword itu mungkin membuatmu terlihat keren dimata beberapa orang. Namun percayalah, bagi Allah itu sangat tidak keren.
Bahkan banyak juga orang yang tidak suka mendengarnya sebab terdengar/terbaca "kasar".

Diriwayatkan bahwasanya Ibnu Mas'ud berkata: "Jauhilah fudhûlul-kalam (pembicaraan yang melebihi keperluan). Cukup bagi seseorang berbicara, menyampaikan sesuai kebutuhannya".

Syaqiq berkata: 'Abdullah bin Mas'ud bertalbiyah di atas bukit Shafa, kemudian berseru: "Wahai lidah, katakanlah kebaikan, niscaya engkau mendapatkan keberuntungan. Diamlah, niscaya engkau selamat, sebelum engkau menyesal".
Orang-orang bertanya: "Wahai Abu 'Abdurrahman, apakah ini suatu perkataan yang engkau ucapkan sendiri, atau engkau dengar?"
Dia menjawab, "Tidak, bahkan aku telah mendengar Rasulallah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

أَكْثَرُ خَطَايَا إِبْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ

"(kebanyakan kesalahan anak Adam ialah pada lidahnya)".

[Hadits disini dikutip dari https://almanhaj.or.id/2749-mengendalikan-lidah.html]

Lalu apa yang lebih baik?
Yang pastinya adalah berusaha menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Kemudian kita bisa mengganti ucapan tersebut dengan menyebut nama Allah "Astagfirullah, masyaa Allah, Subhanallah, Allahuakbar dan sebagainya"
Lebih enak didengar. Lebih keren. Lebih sopan.

Tidak ada yang namanya terlambat selagi diri masih bernyawa.
Ayo berubah mulai sekarang 😊

☘☘☘

SEMUA TENTANG HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang