Suudzon

1.3K 110 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Kali ini bahasannya mengenai "Menjauhi Prasangka Buruk". Sebagaimana yang kita ketahui, Allah berfirman :
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain" [Al Hujurat: 12]

Apa itu prasangka?

Dikutip dari Wikipedia, Prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut.

Prasangka juga disebut Suudzon. Istilah ini pasti sudah sering kita dengar, sangat tak asing lagi di telinga.

Adapun, Dalil Larangan Berburuk Sangka didalam Sabda Nabi Muhammad SAW berbunyi : ” Jauhilah Sifat Berprasangka karena sifat berprasangka itu sedusta-dusta pembicaraan. Dan janganlah kalian mencari kesalahan, memata – matai, janganlah kalian berdengki – dengkian, janganlah kalian belakang – membelakangi dan janganlah kalian benci – membencian. Dan hendaklah kalian semua wahai hamba2 Allah bersaudara (HR. Bukhari) ”.

Prasangka ada 3 macam

1. Prasangka (Suudzon) pada orang lain

Sebenarnya banyak sekali contohnya yang bahkan kadang kita pun mengalaminya.
Misalnya ketika kamu berjanji untuk bertemu dengan temanmu pada pukul 10:00 WIB di suatu tempat. Kamu pun sudah datang dan menunggunya disana, namun sudah pukul 10:10 WIB ia tak kunjung datang. Saat engkau menghubunginya pun tak diangkat. Kau terus berusaha untuk menghubunginya namun sekarang nomornya malah tak aktif.

Apa yang ada di fikiranmu?
Mungkin akan terlintas di fikiran :

Dia membatalkan janjinya sepihak, ia tak mau menemuiku. Dia tiba-tiba menghilang. Mungkin karena tak bisa mengatakannya padaku, makanya ia tak menjawab panggilan dariku. Ia benar-benar tak ingin menemuiku, makanya ponselnya ia matikan. Sebab ia tak ingin menjelaskan situasinya padaku.

Padahal.. yang sebenarnya terjadi adalah..
Temanmu sedang dalam perjalanan untuk bertemu denganmu, ponselnya dalam mode "Hening" dan berada di dalam saku. Saat kau menghubunginya, ia benar-benar tak tahu. Dan karena lupa mencharger hp, ia membawa ponsel dengan baterai yang hanya sedikit.
Ponselnya tiba-tiba mati.
Kemudian dijalan, motor yang ia kendarai untuk bertemu denganmu "mogok".
Ia ingin menghubungimu, namun apalah daya. Ponselnya habis baterai.

Kamu yang terlalu lelah menunggu pun akhirnya pulang, dan berprasangka yang buruk tentangnya. Kemudian marah dan malas menjawab teleponnya.
Padahal, ia tetap datang kesana meskipun terlambat.

Adapun, ketika kamu mengajak teman untuk ikut ke suatu acara denganmu. Kemudian temanmu mengatakan "Maaf aku tidak bisa. Aku ada acara lain". Lalu muncul di fikiranmu "Pasti karena memang dia tidak mau ikut denganku, bilang saja kalau memang tidak suka jalan denganku.".
TAMPISLAH PRASANGKA ITU. Hadirkanlah fikiran positif, seperti "Mungkin memang dia sudah ada janji dengan yang lain terlebih dahulu, aku telat mengajaknya. Tak apa."

Bukan hanya muncul di fikiran, kadang ada yang bahkan sampai terlontar.
Misalnya ketika sedang berbincang dengan temanmu, di pertengahan cerita atau belum sempat temanmu menyelesaikan perkataannya.. kamu langsung memotong dan mengatakan hal seperti "Ah paling juga blablabla" atau "Halah itu mah ..." dan sebagainya yang mempunyai makna prasangka.

Biarkan ia menyelesaikan perkataannya. Dengarkan penjelasannya. Ia punya alasan tentang apa yang ia katakan. Jangan langsung menghakiminya dengan semua pemikiran buruk / prasangka yang ada dalam fikiranmu.

Itu hanya gambaran semata, banyak peristiwa lain dan dengan alasan yang lain pula.

2. Prasangka (Suudzon) pada Allah

Bukan hanya pada orang lain, namun juga kadang khilaf berprasangka pada Allah. Naudzubillahimindzalik.

Kita semua pasti pernah menginginkan sesuatu, memintanya pada Allah dengan penuh harapan. Namun yang terjadi adalah, Allah tak memberikanmu hal tersebut.

Lalu, melintas fikiran "Kenapa aku tidak mendapatkannya? Padahal aku sudah berusaha blabla. Sedangkan orang lain sangat mudah mendapatkannya."

Ingatlah salah satu firman Allah :
"boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." [Al Baqarah : 216]

Mungkin memang benar kamu menginginkannya, bagimu itu baik. Namun tidak bagiNya.
Kamu tidak mendapatkan sesuatu, bukanlah karena Allah tak menyayangimu, namun karena ia lebih tahu mana yang terbaik untukmu.

Cobalah untuk mengambil hikmah dari kejadian yang kamu alami, lupakan tentang semua prasangka yang berkeliaran di fikiran. Sebab segala yang terjadi, pastilah ada hikmahnya.

3. Prasangka (Suudzon) pada diri sendiri

Selain 2 prasangka yang sudah disebutkan, kadang secara tak sadar kita pernah suudzon pada diri sendiri.

Contohnya adalah, ketika kamu ingin melakukan sesuatu namun sebelum melakukannya kamu sudah menyerah. Misalnya ketika kamu ingin menggapai citamu. Belum sempat kamu mencoba dan berusaha, kamu sudah pesimis. Atau saat ditengah usahamu, kamu berfikir "Aku tidak akan berhasil, aku tidak mampu." Padahal tak ada yang tahu. Bisa saja, kamu berhasil jika melakukannya dengan sungguh-sungguh. Pesimis, tak yakin pada diri sendiri. Inilah yang dimaksud prasangka terhadap diri sendiri.

**

Bagaimana pun situasinya, berusahalah untuk berfikir positif. Meski memang fikiran negatif itu akan melintas di fikiran, namun cobalah untuk menampisnya.
Belajarlah untuk menerima suatu kejadian tanpa suudzon terhadap diri sendiri, orang lain ataupun Allah.
Menjaga hati itu penting. Menjaga diri agar tak berfikiran yang negatif pun sangat penting.
Bukan tentang kejadian atau masalahnya, namun tentang bagaimana kamu mengendalikan hati dan fikiranmu untuk selalu berfikir positif terhadap hal tersebut.

Semoga bisa bermanfaat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Jangan lupa untuk membaca cerita saya "Hujan di Bulan Juli". Dan untuk yang ingin request, bisa komen saja. In syaa Allah kita bahas sama-sama.

SEMUA TENTANG HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang