Kalian harus tau, setelah lamaran aku mau ngamuk. Kenapa? Karena Desy sahabatku itu datangnya telat. Aku sampai gak mau ngomong sama dia. Alasannya klise banget, dia ketiduran dan jam enam sore baru ke rumahku. Gimana gak kesel, hari spesial gak ada sahabat sehidup semati.
Desy sampai nyuruh Mas Antares buat ngebujuk aku supaya gak ngambek. Mereka itu gak tau apa, ya? Aku kan cuma bercanda, sekalian aja aku kerjain!
Tapi aku orangnya gak tegaan, akhirnya aku luluh juga deh. Terus kami berpelukan, aku dan Desy lho, yah! Bukan aku sama Mas Antares.Nah, kita lupakan kejadian kemarin. Aku belum buka hadiah dari Mas Antares, karena kecapekan. Bentuknya besar dan berat, kertas kadonya warna pink. Aku goncang gak ada yang bergerak, apa kah ini batu bata?
Daripada menduga-duga, mending kita buka aja. Sobekan pertama, belum keliatan isinya apa. Sobekan kedua, muncul mereknya. Sobekan ke---gak tau berapa, sudah keliatan kotak aslinya.
Ini satu set make-up yang harganya jutaan itu loh. Aku gak mau kasih tau nama mereknya, nanti dikira aku promosi. Jantungku berdebar-debar, bisa aja aku cuma dikasih kotaknya isinya malah batu bata. Aku buka kotak make-up itu, dan ada sepucuk surat. Pasti ini dari Mas Antares, aku langsung membacanya.
Untuk calon istriku, Siska Delisa.
Maaf kalau hadiahnya gak sesuai harapan kamu, atau malah merek ini gak kamu sukai. Mas gak tau harus pesan yang mana, jadi yang ini aja. Semoga kamu suka.
Siska, mungkin ini terdengar menggelikan. Tapi jujur, Mas sayang dan cinta kamu. Mas terkejut saat kamu menerima lamaran dan ngajak nikah, Mas kira kamu cuma bercanda. Maaf kalau Mas sering meragukan kamu.
Calon istriku, saat kita berumah tangga nanti bantulah Mas menjadi imam yang baik untukmu. Imam yang selalu mengayomi kamu, yang selalu menyayangi kamu, yang selalu setia ada disampingmu.
Dan untukmu, jadilah istri yang taat denganku. Jadilah istri yang selalu menyemangati saat deadline menyerbu. Jadilah istri yang terbaik untukku. Mungkin saat ini kamu belum mencintai aku sebagaimana aku mencintai kamu. Tapi insya Allah, cinta itu akan hadir seiring waktu berjalan.
Selamat ulang tahun Siska Delisa. Mas selalu sayang kamu.
Aku menutup mukaku dengan surat itu. Ini kok bibirku gak bisa berhenti senyum? Tolong, nanti aku capek senyum terus. Aku gak ngerti lagi, aku gak tertarik sama make-upnya malah suratnya yang aku peluk dan baca ulang lagi.
Aku harus bilang makasih sama Mas Antares? Kayaknya sih iya, aku mau nelpon dan semoga gak sibuk. Sambungan pertama gak diangkat. Tapi dia malah telpon balik, dasar labil.
"Assalamualaikum, maaf tadi kepencet. Makanya Mas telpon balik, ada apa?" tanya Mas Antares.
"Waalaikumsalam, m---makasih Mas," ucapku. Sumpah aku gugup banget, bilang makasih doang bisa kayak gini.
"Untuk?" tanya Mas Antares. Suka banget mancing orang buat to the point.
"Hadiah dan suratnya," jawabku lalu menggigit bibir bawah untuk menahan senyuman.
Mas Antares tertawa pelan, "Kamu suka?"
"Suka banget! Apa lagi suratnya!" Yah keceplosan. Aku harus menanggung malu, sabar Siska.
"Semangat banget, suratnya disimpan aja ya. Jangan ditempel di dinding kamar, malu keliatan Mama kamu nanti,"
"Mas, maaf ya kalo aku belum bisa membalas cinta dari, Mas," Ceileh, bahasaku! Tapi beneran, aku merasa bersalah. Mas Antares cinta mati sama aku terus baik banget, nah aku sendiri belum bisa mencintai dia.
"Gak papa, yang penting kamu mau menerima Mas menjadi imam kamu. Nanti juga klepek-klepek sendiri," Tuh, kan! Percaya dirinya itu loh, bikin kesel pengen nyubit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda Itu RIBET!
RomanceTELAH TERBIT REPOST Bayangkan, kalian lagi enak-enaknya tidur tiba-tiba dibangunkan. Disuruh mandi, lalu disuruh duduk di depan meja rias. Ada seorang perempuan yang siap merombak habis wajah kamu dengan alat tempurnya. Bingung? Jelas! Tiba-tiba Mam...