Mantan? Undang Gak Ya?

1.8K 90 3
                                    

Aku sedang mendengarkan radio yang memutar lagu-lagu zaman dulu. Kayak lagu Peterpan, Noah, eh bentar, mereka itu kan band yang sama dengan nama yang berbeda. Tepok jidat! Gitu aja bisa lupa.

"Undangan kamu udah jadi?" tanya Desy yang berada di ambang pintu kamar. Dari pagi tadi Desy sudah berada di rumahku. Gak tau mau ngapain, katanya sih kangen.

"Sore ini, Mas Antares yang antar," jawabku.

"Maksudnya?" tanya Desy. Gak paham lagi sama IQ ini orang, hal sepele aja gak paham.

"Jadikan undangannya banyak, nah, kami bagi dua. Biar bisa dilist siapa aja yang bakal diundang," jelasku.

Aku belum tau sih mau ngundang siapa aja. Teman sekelas sudah pasti aku undang. Kalau bisa aku undang satu sekolahan biar ramai. Eh, tapi kasian Mas Antares. Ntar dikira rekan kerjanya ini bukan acara nikahan, tapi acara makan siang gratis.

"Woy! Ketawa sendiri!" Desy menepuk bahuku. Yeu, gatau aja aku lagi membayangkan yang iya-iya.

"Apaan sih," balasku.

"Kamu mau ngundang siapa aja?" tanya Desy.

"Palingan teman kelas, teman SMP, SD, TK. Pokoknya yang aku kenal aja lah," jawabku.

"Mantan?" Desy menaik turunkan alisnya.

Oh, iya! Mantan! Mantan aku tuh banyak. Mantan doi, mantan pdkt, mantan pacar, dan terakhir mantan kakak-adik zone. Harus kah aku mengundang yang terkahir ini? Kayaknya sih harus, biar dia panas! Astaghfirullah, niatku kok jahat banget.

"Nanti tanya Mas Antares dulu, boleh apa gak," balasku.

"Cie ... Sekarang apa-apa harus lapor calon misua, ya?" canda Desy.

Oh, harus! Nanti kalau aku gak ngelapor bisa-bisa berabe. Kalau ternyata Mas Antares gak setuju aku ngundang mantan, eh di pelaminan manyun terus kan gak enak dipandang. Seakan-akan dia korban dipaksa nikah, padahal aku yang korbannya.

"Mau jadi istri yang baik. Makanya harus ngelapor dulu, takutnya gak diridhoi," CYA! ini yang ngomong siapa sih? Kok bisa banget merangkai kata sok manis.

He'em aku mau jadi istri yang baik, kalian jangan ngatain aku ini itu, ya! Berubah jadi baik itu kan perlu proses yang panjang.

Desy tertawa terbahak-bahak. Emangnya ada yang lucu, ya?

"Sis, kamu masih takut nikah?" tanya Desy.

"Takut lah! Takut banget, kamu kan tau aku tuh orangnya manja plus labil. Kalo dia muak sama kelakuan aku gimana? Nanti aku dicerain, huu takut!" jawabku.

Di lubuk hati yang paling dalam, jujur aku masih merasa ketakutan. Biasanya kan cowo manis di depan doang. Aku takut Mas Antares manisnya pas ngajak nikah doang, pas sudah berumah tangga keluar deh sifat-sifat yang sebenarnya. Atau saat berumah tangga Mas Antares mulai gak suka dengan kelakuanku yang kaya bocah terus dia ceraikan aku. Amit-amit, jangan sampai kejadian!

"Bener juga, ya. Kamu kan kekanak-kanakan banget," timpal Desy.

"Makanya itu aku takut banget," ulangku.

"Apa lagi Kak Antares itu kan lumayan ganteng, kalo dia udah gak suka sama kamu bisa cari yang baru. Cewe-cewe di kantornya itu cantik-cantik, terus pasti mereka lebih dewasa dari kamu," sambung Desy.

Ya Allah, ini kok Desy malah manas-manasin aku, sih?

"Kamu jangan manas-manasin aku dong!" geramku.

"Bukan manas-manasin, lebih berpikir menggunakan logika aja. Kamu jadi cewe jangan mengandalkan hati aja, logika dipake. Secara logika, kalo Kak Antares udah gak suka sama kamu, dia bisa cari pegganti kamu. Kalo secara hati kamu, Kak Antares itu cinta mati, gak bakal berpaling. Betul kan?" jelas Desy.

Nikah Muda Itu RIBET! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang