Pingitan

1.8K 78 9
                                    

Setelah kejadian memalukan itu, aku langsung dipingit. Katanya biar gak keluyuran kesana kemari, emang aku anak ayam keluyuran kesana kemari. Kejadian itu membuat Mama marah besar! Ceramah lagi kaya orang kampanye. Aku gak mau jelasin secara detail gimana ceramah Mama, nanti kalian pusing. Aku aja sampai mau pingsan dengerinnya.

Ini hari ke-6 aku dipingit. Bosan banget, aku gak boleh keluar rumah, gak boleh main, gak boleh ketemu Mas Antares, dan satu, aneh banget, aku gak boleh nelpon atau chat Mas Antares. Padahalkan aku juga gak bakal liat muka dia, kok tetap gak dibolehin sih!

Biasanya Mas Antares tiap sore datang ke rumah. Ini malah Desy yang menggantikan. Aku sampai bosan liat wajahnya Desy. Coba aku mau iseng-iseng chat Mas Antares, kali aja dibalas.

Siska : Mas....

Siska : Ini darurat

Handphoneku bergetar, ternyata Mas Antares membalas chat whattsapku! Bahagianya, aku langsung loncat-loncat.

Mas Antares : Darurat ada apa?

Siska : Lebih darurat dari apapun

Mas Antares : Iya, apa?

Siska : Kangen

Aku menutup wajahku dengan bantal. Astaghfirullah Siska! Kamu kok bisa begini? Ya Allah ini siapa yang merasuki aku sampai bisa ngetik kata kangen ke Mas Antares.

Mas Antares : Sabar. Sudah jangan chat lagi, kamu melanggar perarturan pingitan.

Yah, gak seru! Gini nih kalau manusia terlalu taat peraturan, jadinya kaku.

Selama 6 hari terakhir, aku diajarin masak sama Mama. Aku sebenarnya bisa masak kok, cuma kurang dilatih aja. Aku bisa masak sayur capcay kesukaan aku, rebus air, masak mie, goreng telur, goreng tahu tempe dan masih banyak lagi. Tenang aja, Mas Antares gak bakal mati kelaparan. Soalnya duit dia banyak, tinggal makan di luar kan gampang. Mulai deh otak licikku keliatan.

Terus kalau masalah setrika baju. Oh, ini mudah! Waktu SMA, aku pernah mendapatkan nominasi seragam siswi paling rapi. Dan mendapatkan juara ke-2. Bayangin serapi apa baju setrikaan aku. Jadi, jangan kalian pikir hidup denganku kemeja Mas Antares bakal lecek.

Kalau soal kebersihan aku nomor satu! Karena aku suka make-up jadi aku harus serba bersih. Tangan harus bersih, kamar harus bersih biar gak ada debu-debu manja yang hinggap dibrush aku. Seprei tiap seminggu sekali aku ganti. Padahal aku tau kalau keseringan ganti seprei berdampak buruk pada tidurku.

Hilangnya aroma asem-kecut diganti dengan pengharum pakaian. Aku pasti gelisah, karena aroma wangi menggangu tidur nyenyakku. Tapi kalau Mas Antares bau asem, aku juga gak bakal mau!

Kalau soal kesabaran, beuh aku paling sabar! Sabar menghadapi berbagai cobaan, habis ini aku diserbu massa karena sok-sok'an jadi orang sabar.

"Siska, sini ke dapur!" teriak Mama. Aku bergegas menuju dapur, di sana ada Mama dan siapa Ibu ini?

"Kenalin ini Bu Helda, tukang lulur paling top markotop," ucap Mama. Aku menyalami Bu Helda.

"Siapa yang mau dilulur, Ma?" tanyaku.

"Kamu, masa Mama sih. Yang mau nikah kan kamu," jawab Mama.

Emang ada ya ritual lulur saat pingitan? Ngapain sih dilulur, daki aku gak banyak kok!

"Gak mau, Mama aja," tolakku.

"Gak ada penolakan!"

Aku harus apa? Aku harus pasrah. Jadi, aku lulurannya di dapur dekat taman belakang. Karena kan kalau luluran banyak daki yang luruh, biar enak bersihinnya jadilah di dapur.

Nikah Muda Itu RIBET! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang